Sahijab – Sebagai seorang umat Islam yang taat, belum sempurna apabila Anda belum mengenal para sahabat Nabi dan menjadikan akhlaknya sebagai panutan. Sikap teladan Usman bin Affan yang akan dibahas adalah khulafaur rasyidin atau kekhalifahan rasyidin yang berdiri setelah meninggalnya Nabi Muhammad SAW tahun 632 Masehi atau tahun 11 Hijriah.
Secara harfiah, khulafaur rasyidin adalah para pemimpin yang mendapatkan petunjuk. Nama-nama sahabat Nabi yang termasuk khulafaur rasyidin adalah Abu Bakar Ash-Shidiq, Umat bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Khulafaur rasyidin adalah masa yang begitu penting dalam sejarah perjalanan Islam. Keempat sahabat Nabi Muhammad berhasil memperluas syiar Islam sampai ke luar Arab, menyelamatkan Islam, dan menanamkan dasar-dasar Islam kepada umatnya.
Salah satu sikap khulafaur rasyidin yang akan dibahas dan menjadi khalifah ketiga adalah Usman bin Affan. Usman bin Affan memiliki karakter yang terkenal santun dan lembut berbeda dengan Umar bin Khattab yang memiliki karakter keras. Usman adalah salah satu sahabat yang selalu mendampingi perjuangan Nabi Muhammad.
Baca Juga: Umar Bin Khattab dan Kisah Perjalanan Hidup bersama Nabi Muhammad
Usman bin Affan merupakan khalifah ketiga dengan masa kekuasaan yang paling lama. Usman juga dikenal sebagai khalifah yang memiliki sikap lembut dan murah hati. Diriwayatkan dalam hadis yang artinya “Usman seorang pemalu. Kalau dia masuk sedang aku masih berbaring, dia pasti malu untuk masuk dan akan cepat-cepat pulang sebelum menyelesaikan keperluannya. Hai, Aisyah, tidakkah aku patut malu kepada seorang yang disegani para malaikat?” (HR. Ahmad)
Dalam riwayat tersebut, Nabi Muhammad selalu mengajarkan akhlak malu sebagai teladan untuk kita sebagai umatnya. Karena malu akan memberi Anda sebuah kebaikan. Sebaliknya, jika Anda hilang rasa malu, maka akan sulit untuk mendapatkan kebaikan.
Usman merupakan salah seorang saudagar kaya dan cerdas sejak usia muda. Walaupun demikian, Usman tetap memiliki sikap yang sederhana. Ia juga memiliki sikap yang paling menonjol adalah kedermawanan dalam memberikan kekayaannya yang digunakan untuk kepentingan agama Islam.
Seperti ketika umat Islam tengah mempersiapkan perang Tabuk namun kekurangan perbekalan dan senjata. Usman kemudian memberikan 200 ekor unta dan persejataannya kepada umat Muslim yang akan berperang tersebut. Rasulullah SAW kemudian berdoa yang artinya “Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, wahai Ustman. Dosa yang kamu rahasiakan maupun dosa yang kamu nyatakan” (HR Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf)
Usman bin Affan terkenal dengan perannya yang pernah mengumpulkan ayat-ayat Al Quran kemudian menyalin dan membukukannya. Berkat jasa besarnya tersebut yang begitu bermanfaat bagi umat Islam, maka mushaf tersebut dinamakan sebagai Mushaf Usmani.
Ayat-ayat Al Quran tersebut awalnya ditulis dalam lembaran terpisah dan disimpan di rumah Hafshah binti Umar, istri Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, Usman mengambilnya kemudian dibukukan dengan memilih Zaid bin Tsabit sebagai ketua dalam menyusun mushaf.
Pada tahun 34 Hijriah akhir, daulah Islam mengalami fitnah-fitnah besar terhadap pemerintahan Usman bin Affan. Propaganda melawan kekhalifahan tersebut dinaungi oleh pemberontak yang berasal dari Mesir. Kala itu, Usman banyak menangis dan bertaubat kepada Allah SWT.
Usman semakin terpojokkan dan dikepung oleh musuh karena pemberontakan semakin memanas. Pendukung Usman kalah saing dengan pemberontak dan pendukung meminta kepada Usman untuk berperang melawan musuh. Namun dengan kesabarannya, Usman bin Affan mencegah pertumpahan darah sesama muslim tersebut.
Pada suatu ketika, para pemberontak kemudian menyerbu rumah Usman sampai membunuhnya. Mereka tidak memperdulikan belas kasihan kepada Usman bin Affan yang telah berjasa dalam kemajuan agama Islam.
Demikianlah beberapa sikap teladan Usman bin Affan yang patut di contoh oleh kita supaya hidup lebih tenang dan berkah. Semoga bermanfaat!