Malik bin Anas berkata, “Ilmu diraih bukan dengan banyaknya periwayatan, melainkan ilmu adalah cahaya yang dipancarkan Allah ke dalam hati.”
Lebih lanjut, Syekh Abdullah menjelaskan bahwa manfaat belajar ilmu ialah mendekatkan hamba kepada Tuhannya dan menjauhkan dari padangan terhadap diri sendiri. “Itulah puncak kebahagiaan seorang hamba dan akhir dari keinginan dan pencariannya,” katanya.
Sementara itu, Al Mahdawi berkata, “Ilmu yang berguna adalah ilmu tentang waktu, kejernihan hati, kezuhudan di dunia, dan ilmu tentang hal-hal yang mendekatkan diri ke surga, menjauhkan diri dari neraka, membuat takut kepada Allah dan berharap kepada-Nya, serta ilmu tentang kebersihan jiwa dan bahayanya.”
Baca Juga: Mengenal Jabir Ibn Hayyan, Bapak Kimia Modern dan Kontribusinya
Itulah ilmu yang dimaksud dengan cahaya yang dipancarkan Allah ke dalam hati siapa saja yang dikehendaki-Nya, bukan ilmu lisan, ilmu logika, atau ilmu manqul.
Sedangkan Al Junaidi merangkum semua keterangan itu dengan berkata, “Ilmu yang sesungguhnya adalah ilmu tentang Tuhan (makrifat) dan ilmu bersopan santun di hadapan-Nya.”
Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.