Yang artinya, “Perintahkanlah anak kalian sholat ketika berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika meninggalkan sholat). Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dengan perempuan).”
Dari hadits tersebut Kiai Ahsin menjelaskan bahwa terdapat pola didik yang ditekankan Nabi kepada para orang tua. Yakni mulai memberikan contoh sedari dini kepada anaknya untuk sholat, dan memerintahkan anak untuk sholat sejak usia anak masuk ke dalam usia tujuh tahun.
Baca Juga: Doa Sesudah Sholat Dhuha, Latin dan Artinya yang Limpahkan Rezeki
Padahal, kata Kiai Ahsin, malaikat baru mencatat amal sholat ketika usia seseorang mencapai baligh (13-15 tahun). Lantas mengapa perintah sholat ditekankan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sejak usia tujuh tahun?
Menurut Kiai Ahsin, hal itu menandakan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan waktu pengajaran kepada para orang tua dalam rentang waktu anak dari usia tujuh sampai baligh itu untuk pendidikan sholat. Bahwa benar-benar urusan ibadah sholat ini bukanlah hal yang main-main dan sepele.
“Sholat tidak mengenal kompromi. Pokoknya harus sholat, kecuali bagi mereka yang kehilangan akal (gila) dan seterusnya. Orang Muslim tidak akan toleransi lagi kalau dia tidak melaksanakan sholat, karena Nabi memberikan perhatian besar dalam ibadah yang satu ini,” ujar Kiai Ahsin.
Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.