Sahijab – Belum lama ini video siswi di India viral lantaran dirinya dilarang menggunakan hijab di sekolah. Pada awalnya, sebanyak enam pelajar putri Muslim di Karnataka menyebutkan bahwa mereka dilarang memasuki kelas selama berpekan-pekan lamanya karena berkeras mengenakan hijab.
Namun pihak sekolah menyebutkan bahwa para siswi tersebut sebenarnya diperbolehkan mengenakan hijab di lingkungan sekolah, terkecuali di dalam kelas. Seperti para pelajar lainnya, mereka memakai seragam. Namun para siswi tersebut menegaskan bahwa seharusnya sekolah mengizinkan mereka untuk menutupi rambut.
"Kami diajar beberapa guru laki-laki. Kami harus menutupi rambut kami di depan laki-laki. Itulah mengapa kami memakai hijab," kata Almas AH yang merupakan salah satu pelajar disana.
Keberadaan perempuan Muslim yang memakai hijab dan burka di India merupakan pemandangan yang umum. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, penganut agama minoritas seperti Islam dan Kristen merasa semakin tidak nyaman oleh kehidupan beragama yang semakin terpolarisasi.
Para pemrotes dilarang mengikuti aktivitas sekolah oleh pihak manajemen yang menekankan bahwa para siswi itu harus melepas hijab di dalam ruang kelas. Masalah ini menimbulkan kemarahan dan ketakutan di antara kelompok minoritas Muslim India yang mengatakan konstitusi negara itu menjamin kebebasan mengenakan apapun yang mereka inginkan.
Baca Juga: 4 Alasan Banyak Warga Barat Berbondong-bondong Menjadi Mualaf
Menanggapi hal tersebut, pengadilan tinggi di negara bagian Karnataka di India akan menindak lanjuti dua petisi terkait siswi Muslim menggunakan hijab ketika sekolah. Perkembangan ini terjadi setelah protes berminggu-minggu oleh enam remaja di sekolah menengah atas milik pemerintah.
Isu ini juga menyebar ke sekolah menengah atas lain di negara bagian itu. Pada Kamis (03/02), video yang menunjukkan gerbang sekolah ditutup bagi perempuan yang memakai jilbab, menimbulkan kemarahan masyarakat.
Peristiwa di video itu terjadi di sekolah menengah atas di Distrik Udupi. Protes sebelumnya juga terjadi di Udupi, salah satu kawasan di Karnataka dengan komunitas yang cukup sensitif.
Para pengamat sering menggambarkan kawasan pesisir sebagai laboratorium bagi politik mayoritas Hindu. Kawasan ini adalah basis Partai Nasionalis Hindu, Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi. BJP juga berkuasa di Karnataka.
Baca Juga: Meninggal Dunia saat Bayi, Ke Mana Anak-anak Pergi?
Pada Senin, 7 Februari 2022 lalu ratusan mahasiswa, termasuk orang tua mereka, turun ke jalan menentang pembatasan. Mereka menuntut siswa harus diizinkan untuk menghadiri kelas bahkan jika mereka mengenakan jilbab.
“Apa yang kita saksikan adalah bentuk apartheid agama. Keputusan itu diskriminatif dan secara tidak proporsional mempengaruhi perempuan Muslim,” kata A. H. Almas, seorang mahasiswa berusia 18 tahun yang turut dalam aksi protes yang telah dilakukan selama berminggu-minggu.
Sejauh ini beberapa pertemuan antara pihak sekolah, perwakilan pemerintah dan mahasiswa yang memprotes menemui jalan buntu. Menteri pendidikan negara bagian, B. C. Nagesh, juga menolak untuk mencabut larangan tersebut. Dia mengatakan kepada wartawan pada Minggu, 6 Februari 2022, bahwa "mereka yang tidak mau mengikuti aturan berpakaian seragam dapat mencari pilihan lain."