Sahijab – Pasangan suami istri memiliki harapan dalam pernikahannya, dan bisa menjadikan keluarganya bahagia di dunia dan akhirat. Untuk itu mewujudkannya membutuhkan akhlak, pengaruh orang tua, budaya dan bahkan media di sekitar kita.
Bagi sebagian orang, penggambaran media tentang hubungan bahkan dalam sistem nilai budaya yang bukan milik mereka, tidak menghalangi ekspektasi terhadap standar yang sama dalam hubungan mereka.
Faktanya, sebuah studi oleh Dr. Mary Lou Galician, seorang profesor Arizona State dan penulis "Sex, Love and Romance in the Mass Media" mengungkapkan bahwa mitos media seputar seperti apa seharusnya atau lakukan setiap pasangan seringkali sangat tidak sehat, dan bahwa itu benar-benar memperburuk hubungan.
Baca Juga: 5 Perawatan Rambut Sebelum Hari Pernikahan bagi Calon Pengantin
Film romantis dan acara TV sering menggambarkan istri yang sangat cantik setiap saat, welas asih, teratur, lucu hingga seksi. Pria atau suami penuh perhatian, peka terhadap kebutuhannya, selalu ingin ditemani, sabar dan kuat secara emosional.
Ketika pasangan mengembangkan harapan yang tidak realistis, ketika karakteristik ini tidak terwujud dalam kehidupan perkawinan mereka yang sebenarnya, hasilnya adalah kebencian. Kebencian adalah emosi yang kuat, yang membawa perasaan tidak senang atau bahkan kemarahan.