Sahijab – Sebagai seorang Muslim, mengerjakan sholat adalah kewajiban dan ini merupakan rukun Islam terpenting setelah syahadat. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mendorong anak-anaknya untuk membentuk kebiasaan sholat dengan cara yang menyenangkan.
Lambat laun mereka akan mencintai sholat, dan berdoa agar mereka memiliki kerinduan untuk berbicara kepada Tuhannya. Bahkan tanpa harus dipaksa untuk melakukannya oleh orang tua. Namun, mereka harus memahami bahwa berdoa adalah kewajiban, dan bukan pilihan. Berikut adalah sepuluh cara Anda dapat mendorong anak untuk mencintai sholat:
Anak-anak suka meniru orang tua mereka. Biarkan mereka melihat Anda membuat wudhu' dan mengambil sajadah begitu mendengar adzan. Sebagai orang tua, Anda adalah contoh utama bagi anak-anak tentang apa artinya menjadi seorang Muslim.
Jika Anda memprioritaskan sholat dalam keseharian, dan tidak menunda atau melewatkannya, anak Anda akan tumbuh dengan mengetahui pentingnya sholat. Anda bisa memberi tahu mereka, "Saya punya janji dengan Allah. Aku tidak boleh terlambat!"
Baca Juga: Rahasia Tolak Bala dengan Sholat, Begini Cara yang Benar
Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ajarkan anak-anakmu untuk sholat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukul (ringan) mereka jika mereka tidak sholat ketika mereka berusia 10 tahun, dan pisahkan mereka di tempat tidur mereka."
Meskipun anak-anak tidak perlu sholat sebelum berusia tujuh tahun, namun tetap bijaksana untuk menciptakan suasana di rumah yang mendorong mereka untuk melakukannya sejak dini.
Jika Anda memiliki ruang, alokasikan ruang tertentu sebagai ruang sholat atau musala di rumah. Jika Anda tidak bisa melakukannya, maka cobalah mencari sudut ruangan yang hanya untuk sholat. Berikan mereka juga alat sholat sendiri, sehingga terbiasa dan nyaman untuk melakukannya.
Anak-anak merespon dengan baik isyarat visual dan grafik. Grafik dan kalender Islam akan mendorong anak-anak Anda untuk sholat tepat waktu. Gantung di suatu tempat di rumah dan itu akan bertindak sebagai pengingat visual untuk anak, mengingatkannya tentang waktu setiap sholat.
Atau Anda bisa membuat pohon sholat. Untuk setiap sholat yang dilakukan anak tepat waktu, mereka mewarnai satu daun hijau dan mereka tahu bahwa Allah senang dengan mereka. Jika terlambat sholat mereka mewarnai daunnya dengan warna jingga dan mereka diperingatkan bahwa Allah tidak menyukai sholat yang terlambat, dan mereka harus berusaha lebih keras.
Jika mereka melewatkan shalat, maka daunnya berwarna merah, dan mereka diperingatkan bahwa Allah mungkin tidak senang dengan mereka, dan mereka harus pergi dan bertaubat.
Ketika anak Anda berusia tujuh tahun, berikan mereka "Pesta Doa!" Undang semua teman mereka untuk berbagi dalam kegembiraan tahap baru dalam hidup mereka. Beri mereka sajadah, hijab, tasbih, atau jam weker adzan mereka sendiri. Mereka akan sangat senang dan bangga karena mereka bisa mulai sholat.
Tanpa pemahaman tentang Allah, doa hanya menjadi ritual; sebuah ritual yang kurang memiliki hubungan spiritual dan emosional dengan Tuhan. Sejak bayi, bicarakan dengan anak-anak Anda tentang bagaimana Allah menciptakan segalanya, dan bagaimana Allah menyediakan bagi mereka dan akan melindungi mereka. Ini akan menanamkan cinta yang mendalam kepada Allah di dalam hati mereka.
Bicarakan tentang kisah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di rumah Anda. Baca cerita dan bicarakan tentang Sirahnya sebagai bagian dari rutinitas harian normal Anda. Saat ia menjadi lebih dicintai oleh mereka, mereka akan menganggapnya sebagai panutan mereka dan ingin menirunya. Mereka akan ingin sholat karena dia melakukannya!
Ini bisa menjadi lompatan yang sangat dramatis untuk beralih dari tidak pernah sholat, menjadi sholat lima waktu setiap hari. Jadi mulailah dengan langkah-langkah kecil.
Walaupun kita ingin anak-anak kita mencintai sholat, akan ada saatnya mereka merasa malas dan tidak mau sholat. Sebagai orang tua adalah tanggung jawab kita untuk memastikan bahwa mereka sholat, terutama pada saat mereka berusia sepuluh tahun. Jangan sampai mereka ketinggalan sholat. Untuk membentuk kebiasaan, Anda harus konsisten, apa pun yang terjadi!
Salah satu cara untuk mendorong sikap positif terhadap sholat, adalah menjadikannya sebagai praktik kolektif. Cobalah untuk sholat berjemaah setidaknya sekali sehari di rumah sebagai sebuah keluarga, dengan ayah yang menjadi imamnya. Jika anak Anda mampu, beri dia tanggung jawab untuk mengumandangkan adzan.
Ajak anak-anak Anda untuk sholat Jum'at dan sholat Ied sesering mungkin. Kekuatan melihat seluruh komunitas berdoa bersama sangat penting dan akan memberi mereka rasa identitas yang kuat.