Pembatasan tersebut terpaksa dilakukan, karena dalam fase kedua, pelaksanaan kegiatan di tempat-tempat ibadah maupun tempat usaha atau bisnis hanya diizinkan hingga 50 persen dari kapasitas. Selain itu, warganya tetap diharuskan memperhatikan social distancing, serta beberapa ketentuan lainnya, agar infeksi virus Corona tidak kembali meningkat.
Menurut Nana Yuliana, Konjen RI di Houston, fase pertama pelonggaran, aktivitas warga di wilayah kaya minyak tersebut mulai dilakukan sejak 1 Mei lalu, di mana pada saat itu Gubernur Texasm hanya mengizinkan toko ritel, restoran, bioskop, dan mal beroperasi. Namun, dibatasi jumlah pelanggan atau pengunjungnya, yaitu hanya 25 persen dari kapasitas yang diizinkan.
Meskipun kebijakan pemerintah setempat yang mulai melongarkan kegiatan warganya untuk menekan penyebaran virus Corona mulai diberlakukan, Umat Muslim di Kota Houston yang berjumlah sekitar 250 ribu jiwa tersebut, sebagian masih memilih untuk beribadah bersama keluarganya di rumah masing-masing.
Perkembangan Muslim di Houston, saat ini cukup pesat. Mereka berasal dari berbagai negara, di antaranya Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Turki, Pakistan, dan Indonesia. Restoran halalpun jumlahnya diperkirakan lebih dari 50.
Rencananya, pembukaan fase ketiga, atau warganya bisa beraktivitas normal diperkirakan pada awal Juni mendatang. Kebijakan tersebut, akan diberlakukan apabila dua minggu tidak ada lagi warganya yang banyak terinfeksi oleh virus mematikan tersebut.
Hingga Selasa sore, Negara Bagian Texas menempati urutan kedelapan di Amerika Serikat, dengan jumlah warganya yang terinfeksi COVID-19, sebanyak 5.0672 warganya terpapar, dan 1.400 yang meninggal dunia.
Baca juga: 9 Busana Lebaran Ala Selebriti untuk Rayakan Hari Raya Idul Fitri 2020