Namun, dia tidak bisa kembali ke Skotlandia, untuk menjumpai Erica, anak kembarnya, dan putranya yang berusia 20 tahun, Alex.
Erica berkata: "Keterpisahan ini terasa lebih menyakitkan dari biasanya. Ini di luar kendali kami, penuh kekhawatiran dan kerisauan. Saya merasa marah karena begitu rapuh."
Ditanbahkannya, bisa jalan-jalan di luar rumah merupakan "penyambung hidup" saat menghadapi isolasi dan tuntutan dari dua anaknya yang masih kecil.
Mereka menggelar videocall setiap hari saat sarapan di Skotlandia, sementara Eddie makan siang di Kazakshtan, tempat dia terjebak bersama ribuan pekerja minyak lainnya dari berbagai penjuru dunia.
Ada 300 kasus positif virus Corona di kamp tempat Eddie tinggal hingga awal Mei, namun tiada yang meninggal dunia. "Kami sibuk, kami tidak berhenti bekerja," ujarnya.
"Perusahaan risau dengan virus, kami lebih risau dengan harga minyak."
Menurut Eddie, keputusan penghentian pengeboran akhirnya diambil dan, setelah beberapa kali tidak jadi, dia menuju Skotlandia pada 13 Mei lalu.