Munculnya industri vaksin ini, menurut mantan Utusan Sains Amerika Serikat, Dr. Peter Hotez, merupakan terobosan untuk Timur Tengah. Di mana, negara-negara tersebut, sebelumnya tidak mengembangkan industri vaksin mereka sendiri dan bergantung pada entitas luar untuk vaksin.
Sejak didirikan pada 2016, SaudiVax, berusaha untuk memperkuat pengembangan vaksin dan industri manufaktur di wilayah tersebut.
“SaudiVax bekerja keras untuk mengisi kesenjangan, dengan membangun fasilitas untuk pengembangan dan pembuatan vaksin yang kemungkinan akan beroperasi penuh dalam dua tahun. Nantinya, akan dijadikan Kota Sains dan Teknologi King Abdulaziz,” ujar Profesor Hassanain.
Hassanain mengatakan bahwa Arab Saudi, sebagai negara G20, memiliki banyak alasan untuk mempelopori pengembangan industri vaksin regional, terutama mengingat pandemi virus Corona yang masing menghantui.
“Kami ingin proaktif dalam situasi seperti ini. Inisiatif vaksin COVID-19 adalah percobaan yang bagus. jika datang tepat waktu, itu sempurna. Jika tidak, itu adalah pengalaman yang baik,” kata Hassanain dalam wawancara dengan Al Arabiya English.
Didukung berbagai sektor pemerintah, fasilitas SaudiVax juga bermaksud akan melatih para ilmuwan Saudi, untuk bekerja dalam pengembangan vaksin dan sektor manufaktur di Kerajaan.