Sahijab – Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin menyinggung angka kematian ibu dan bayi Indonesia, yang masih cukup tinggi.
Hal itu disampaikan Ma'ruf, saat meresmikan Rapat Kerja Nasional, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jakarta Timur, Rabu sore, 12 Februari 2020.
Ma'ruf mengutip, Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Indonesia, berkisar 305 per 100 ribu kelahiran hidup. Atau, jauh tertinggal dibandingkan dengan negara ASEAN lain, yang berkisar pada 40 sampai 60 per 100 ribu kelahiran hidup.
"Angka kematian bayi kurang dari satu tahun di Indonesia, juga masih tinggi, yaitu 24 per 1.000 kelahiran, jauh di atas angka di Malaysia, sebesar 6,7 per 1.000 kelahiran, dan di Thailand 7,8 per 1.000 kelahiran," kata Ma'ruf.
Selain itu, tantangan pembangunan keluarga berencana lainnya adalah imunisasi bagi anak. Proporsi imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan, disebut turun dari 59,2 persen pada 2013, menjadi 57,9 persen pada 2018.
Sementara itu, yang sama sekali tidak mendapatkan imunisasi justru naik dari 8,7 persen menjadi 9,2 persen.
"Salah satu penyebab menurunnya angka imunisasi ini adalah isu mengenai kehalalan vaksin, walaupun MUI sendiri telah mengeluarkan fatwa mengenai hal tersebut," ucap Ma'ruf.
Dari beberapa tantangan yang disebutkan itu, Ma'ruf mengaku melihat peran program Keluarga Berencana semakin dibutuhkan.
Ma'ruf meminta, BKKBN menjawab tantangan pembangunan keluarga seperti yang dia sebutkan tadi.
Wapres juga memerintahkan BKKBN mengintensifkan program KB yang dapat menjangkau seluruh masyarakat, mulai dari remaja putri, calon ayah, ibu hamil, dan menyusui, anak balita, serta seluruh lapisan masyarakat lainnya. Termasuk juga kampanye menekan pernikahan dini kepada generasi milenial.
"Kampanye untuk menekan pernikahan dini ataupun untuk fertility control, perlu terus digalakkan. Gunakan pendekatan yang lebih humanis, dekat dengan generasi muda dengan memanfaatkan teknologi media yang semakin maju," terang Ma'ruf.