Bambang memastikan Bio Farma sudah berpengalaman secara sistem dalam pengajuan sertifikasi halal ke MUI. Karenanya, untuk vaksin Sinovac ini masih dilakukan kajian internal sembari melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan sertifikasi halal MUI.
"Ini prosesnya lumayan panjang. Kalau dokumen siap kita submit, tapi perlu waktu. Kami siapkan dulu sampai lengkap baru kami ajukan," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majeis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI), Lukmanul Hakim mengatakan, sampai hari ini memang belum ada pengajuan sertifikasi halal untuk vaksin Sinovac.
Bio Farma dan MUI baru sepakat untuk melakukan kajian terkait kehalalan vaksin asal China tersebut.
"Sampai hari ini, kami baru diskusi-diskusi, sampaikan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk audit. Jadi, terbuka standar audit kami," kata Lukman.
Sebelumnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma bersama lembaga independen melaksanakan uji klinis fase tiga vaksin Covid-19 Sinovac Tiongkok. Pada hari perdana, uji coba vaksinasi dilakukan terhadap 19 orang relawan.
Juru bicara uji vaksin Sinovac, Rodman Tarigan menjelaskan, 19 relawan ini menjadi peserta pertama vaksinasi, karena sudah menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR) atau swab.