REPUBLIKA.CO.ID -- Kala itu Nabi Muhammad SAW baru saja meninggal. Kaum Anshar dan Muhajirin tengah mencari kesepakatan untuk menunjukk sosok pemimpin (khaifah) pengganti nabi. Kala itu secara aklamasii terpilihnya Abu Bakar as-Sidiq.
Kisah ini dikutip dari buku ‘Sejarah Hidup Muhammad’ karta Muhammad Husain Haekal.
Dalam tulisan itu dikisahkan sebagai berikat.
-----------
Bilamana keesokan harinya (Setelah Nabi Muhammad wafat) Abu Bakr duduk di atas mimbar, Umar ibn’l-Khattab tampil berbicara sebelum Abu Bakr. Dia berdiri dan berbicara dengan terlebih dahulu mengucapkan syukur dan puji kepada Tuhan:
“Kepada saudara-saudara kemarin saya sudah mengucapkan kata-kata yang tidak terdapat dalam Kitabullah, juga bukan suatu pesan yang diberikan Rasulullah kepada saya. Tetapi ketika itu saya berpendapat, bahwa Rasulullah yang akan mengurus soal kita, sebagai orang terakhir ya ng tinggal bersama- sama kita. Tetapi Tuhan telah meninggalkan Qu’ran buat kita, yang juga menjadi penuntun RasulNya. Kalau kita berpegang pada Kitab itu Tuhan menuntun kita, yang juga telah menuntun Rasulullah. Sekarang Tuhan telah menyatukan persoalan kita di tangan sahabat Rasulullah s.a.w. yang terbaik di antara kita dan salah seorang dari dua orang, ketika keduanya itu berada dalam gua. Maka marilah kita ikrarkan dia.”
Baca juga: Arti Mimpi Tentang Jilbab
Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.