REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Allah SWT berkuasa untuk mencabut jabatan, kekuasaan, dan singgasana seseorang. Maka tak satupun umat manusia pantas menyombongkan diri dengan kekuasaannya.
Hal ini ditegaskan dalam surat Ali Imran ayat ke-26:
قُلِ اللهم مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Qulillāhumma mālikal-mulki tu`til-mulka man tasyā`u wa tanzi"ul-mulka mim man tasyā`u wa tu"izzu man tasyā`u wa tużillu man tasyā`, biyadikal-khaīr, innaka "alā kulli syai`ing qadīr
"Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Baca juga: Lirik dan Arti Sholawat Badar
Dalam Tafsir Kementerian Agama RI yang dilansir dari laman resminya dijelaskan pada ayat tersebut Allah menyuruh nabi untuk menyatakan Allah yang mempunyai kekuasaan tertinggi dan Mahabijaksana dengan tindakan-Nya.
Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.