Adapun Prancis berada di bawah ketegangan yang meningkat setelah dua serangan teror di bulan lalu. Di antaranya pemenggalan kepala seorang guru sejarah di Paris pada 16 Oktober, dan penikaman serta pembunuhan tiga orang di Nice oleh seorang warga negara Tunisia pada 30 Oktober. Karakterisasi serangan Macron sebagai separatisme Islam telah menuai kritik dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Sebelumnya Kota Nice dilanda serangan teror lain pada Juli 2016. Saat seorang pria bersenjata mengendarai truk besar ke kerumunan yang merayakan Hari Bastille, dan menewaskan 86 orang dalam serangan yang diklaim ISIS.
Sumber: https://www.phayul.com/2020/11/05/44719/
Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.