Jabir Ibn Hayyan tidak diragukan lagi adalah salah satu ilmuwan Muslim terbesar. Holmyard secara sah menamainya sebagai 'Bapak Kimia'. Menurut Holmyard, salah satu aspek fundamental yang dikemukakan Jabir adalah pengembangan sisi praktis kimia, yaitu melakukan eksperimen.
Bereksperimen memisahkan sains yang dipraktikkan oleh Muslim dari tradisi spekulasi Yunani Kuno. Jabir menekankan pentingnya bereksperimen sebagai berikut: 'Yang paling penting dalam kimia adalah Anda harus melakukan kerja praktek dan melakukan eksperimen, karena dia yang tidak melakukan pekerjaan praktis atau membuat eksperimen tidak akan pernah mencapai tingkat penguasaan yang paling rendah.'
Perhatian Jabir pada presisi membuatnya menciptakan timbangan yang dapat menimbang dengan akurasi 1/6 gram. Baginya, bereksperimen dengan materi berarti ia bisa mencampur, memanaskan, mendinginkan, menggiling, memanggang, dan mengaduk berbagai zat. Gambaran tradisional tentang tempat kerja 'alkemis' sangat mirip dengan apa yang kita sebut laboratorium kimia saat ini.
Untuk melakukan eksperimennya secara akurat, dia merancang berbagai jenis bejana baru seperti retort. Eksperimennya dengan berbagai proses kimia memungkinkannya memicu reaksi seperti reduksi (reaksi yang melibatkan perolehan elektron), kalsinasi (oksidasi melalui pemanasan, misalnya pembakaran kapur) dan mungkin yang paling penting: destilasi.
Dengan menggunakan alembik buatannya, dia menciptakan cara sederhana untuk menyuling. Alembik adalah konstruksi sederhana dari dua botol yang dihubungkan oleh sebuah tabung. Salah satu botol dipanaskan dan menyebabkan cairan di dalamnya mengembun dan menetes melalui tabung. Alembic tersebut kemudian digunakan untuk mengolah minyak mineral menjadi minyak tanah yang dapat digunakan sebagai minyak lampu.