Sel-sel radang yang disebut sitokin, yang membantu menghasilkan lingkungan yang tidak bersahabat untuk infeksi, memicu peristiwa berantai yang disebut "badai sitokin". Ini merupakan reaksi berlebihan pada bagian sistem kekebalan tubuh, dan itu tidak umum.
Peradangan yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh berlanjut, pada tingkat yang tidak terkendali. Dan, membanjiri paru-paru dengan cairan, yang membuatnya sulit untuk bernapas.
Cairan ini kemudian berlipat ganda secara eksponensial, dan paru-paru dipenuhi dengan nanah. Ini menyebabkan pneumonia, dan membutuhkan rawat inap yang mendesak.
Badai sitokin yang berkepanjangan pada akhirnya akan menggagalkan sistem pernapasan. Saluran udara tersumbat dan sel-sel tidak lagi menyerap oksigen dengan baik.
Inilah yang kemudian dilakukan dokter, mereka harus meresepkan obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh mereka sendiri untuk menghentikan reaksi berlebihan. Pada saat yang sama, pasien-pasien ini membutuhkan bantuan pernapasan yaitu ventilator, sampai paru-paru mereka dapat bekerja dengan baik lagi.
Selain pasien, sejumlah dokter muda dan perawat yang sehat juga kini banyak terpapar virus Corona. Mereka juga sama-sama membutuhkan perawatan di rumah sakit. Di Italia saja, lebih dari 50 dokter telah meninggal dunia karena penyakit COVID-19.