REPUBLIKA.CO.ID, — Dalam sejarah peradaban Islam, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali merupakan seorang cendekiawan yang terkemuka.
Imam Al Ghazali berkebangsaan Persia. Julukannya adalah Hujjatul Islam atau Sang Pembela Akidah Islam. Ulama yang lahir pada 1058 M itu mencapai puncak kariernya saat memimpin Madrasah Nizhamiyah Baghdad.
Namun, pengikut mazhab fikih Syafii itu kemudian mengalami krisis identitas. Pada akhirnya ia memilih jalan sufi untuk mencapai kebahagiaan.
Santri Al Juwaini ini menulis banyak karya. Beberapa di antaranya bertahan hingga abad modern. Kepakarannya meliputi banyak bidang, seperti logika, fikih, dan tasawuf.
Baca Juga: Bahaya Lisan, Imam Al Ghazali: Agama Memuji Sikap Diam
Pada 14 Jumadil Akhir 505 Hijriyah atau sekitar 1111 M Al Ghazali berpulang ke rahmatullah. Kepada murid-muridnya, sang Hujjatul Islam sering menyampaikan sejumlah nasihat. Berikut ini adalah beberapa pesan yang penuh hikmah darinya.
Pertama, pada suatu hari, Al Ghazali bertanya kepada para santrinya, “Apakah sesuatu yang paling dekat dengan diri kita?” Pertanyaan itu tampaknya biasa saja. Murid-muridnya pun mengajukan jawaban yang juga datar.
Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.