Sahijab – Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulsel, menjemput ratusan santri asal Sulsel dan Sulbar yang belajar di Pasantren Al Fatah, Magetan, Jawa Timur, saat tiba di Bandara Hasanuddin Makassar.
Sebanyak 167 santri itu langsung diminta untuk dilakukan pemeriksaan darah atau rafid test Covid-19, untuk memotong mata rantai penyebaran virus Corona.
"Makanya, kita lakukan rapid test. Kita ingin memotong rantai penularan itu. Karena, Makassar ini betul-betul lokal transmisi, kita tidak ingin lagi ada yang membawa virus masuk ke Sulawesi Selatan," ujar Nurdin, yang memantau langsung pelaksanaan rafid test tersebut, Rabu 15 April 2020.
Dari hasil pemeriksaan darah, seluruh santri Pasantren Al Fatah Magetan, Jatim, itu hasilnya negatif. "Alhamdulillah semuanya negatif lewat rapid test," ungkapnya.
Namun, menurutnya, Pemerintah Sulsel akan meminta pemerintah daerah masing-masing melakukan pendampingan kepada santri-santri tersebut. Bahkan, saat tiba di kampung halamannya, akan dilakukan karantina atau isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari.
"Makanya kita pastikan setelah ini kita akan kirim datanya ke semua kepala daerah sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan (Covid-19). Mereka akan melakukan isolasi mandiri di rumah, karena kita punya data lengkap nama dan alamatnya," ujarnya.
Laporan: Muhammad Noer/Makassar