Sejak kecelakaan, ia selalu percaya pada Tuhan dan tidak pernah menjadi ateis lagi. Tapi ia tidak pernah banyak berhubungan dengan agama resmi.
Setelah kecelakaan, lirik musik yang ia tulis berubah. Objek tulisannya adalah Tuhan. "Saya menulis tentang Dia. Saya menulis kepada-Nya. Dan aku sedang mencari Dia. Dalam tulisan saya, saya menemukan penghiburan. Tapi pertanyaannya tetap ada. Apa tujuan keseluruhan hidup ini?" tambahnya.
Kemudian suatu malam, ia bermimpi aneh tapi menakjubkan. Ia berada di waktu yang berbeda. Pada saat tidak ada mobil atau pesawat terbang. Ia berdiri di padang pasir di luar kota. Ia bisa melihat unta dalam karavan berjalan menuju kota.
Dan di sebelahnya ada seorang pria tampan dengan rambut hitam dan janggut. Memiliki tongkat di tangannya, dan menggunakannya untuk menulis sesuatu di pasir. Lalu dia melihat ke arahnya. Dia bertanya apakah dirinya mengerti apa yang dia tulis. "Aku tidak. Lalu aku bangun," lanjutnya.
Mimpi ini mengguncangnya. Dan ia pun menangis selama dua jam.