“Karena pasien yang Temboro dan dirawat di RSUD Madiun itu tidak bertempat di dalam pondok, tapi beliau tinggalnya di luar pondok. Beliau jarang sekali berinteraksi dengan orang luar karena sejak awal memang sakit,” ujar Suprawoto.
Si pasien, lanjut dia, juga memiliki pondok pesantren kecil dan beberapa santrinya juga santri di Pesantren Alfatah. Tim Gugus Tugas Covid-19 Magetan masih menelusuri asal penularan pasien tersebut. Sebab, si pasien bisa dikatakan tidak pernah keluar jauh dari sekitar tempat tinggalnya. “Setelah di-tracing, ada 26 orang yang berkontak dengan yang positif. Setelah di-rapid test semuanya hasilnya negatif,” ujar Suprawoto.
Saat ini, Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur, Kohar Hari Santoso, turun ke Magetan untuk melakukan penelusuran guna memetakan riwayat penularan ke-43 santri Pesantren Alfatah yang dinyatakan positif setiba di Malaysia. Tracing juga dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya keterkaitan satu pasien positif asli Temboro dengan ke-43 santri asal Malaysia itu, juga untuk memastikan apakah masih ada santri Temboro yang tertular.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 43 santri sebuah pesantren di Temboro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dikabarkan terkonfirmasi positif Coronavirus Disease atau Covid-19 setelah pulang ke negara mereka di Malaysia beberapa hari lalu. Mereka pun menjalani karantina. Kabar itu disampaikan pemerintah Malaysia, sebagaimana dilaporkan Malaysiakini.com pada Minggu, 19 April 2020.