Seperti dijelaskan di atas, Ibu Battutah pergi pertama kali untuk menunaikan ibadah haji. Dalam Rihla, ia menggambarkan ia pergi berkelana, awalnya, sendirian. "Aku memulai perjalanan itu sendirian, tanpa ada rekan musafir yang menemani perjalanan, atau karavan pedagang tempat aku bisa menemukan keceriaan," tulis Ibnu Battutah saat menggambarkan kisah awal mula perjalanannya dalam Rihla.
"Namun dalam diriku bersemayam gejolak dan hasrat luar biasa, yang mendorongku untuk terus berjalan menuju Tanah Suci," tulis dia.
Pada awal perjalanan, Ibnu Battutah mengendarai keledainya sendirian. Namun, ketika sampai di daerah Afrika Utara, dia bertemu dengan rombongan lain yang juga akan menunaikan Haji.
Dalam perjalanan menuju Tanah Suci, Ibnh Battutah menyempatkan diri singgah sejenak di Mesir untuk mempelajari hukum Islam, dan untuk menjelajahi kota Alexandria serta Kairo, yang dia sebut sebagai "indah dan megah".
Akhirnya, setelah selesai beribadah haji, Ibnu Battutah memutuskan untuk menjelajahi negeri-negeri muslim yang lain.
Ibnu Battutah banyak singgah ke negara - negara Islam, hanya bermodalkan menumpang karavan pedagang. Ia berkunjung ke Persia dan Irak, lalu mengunjungi wilayah yang kini dikenal sebagai Azerbaijan. Dari sana, dia meneruskan perjalanan ke Mogadishu, lalu meneruskan petualangannya ke Kenya dan Tanzania.