Imam An-Nawawi menyebutkan riwayat Ibnus Sinni dari Uqbah (Urwah) bin Amir Al-Juhani ra bercerita, suatu hari Rasulullah ditanya perihal pertanda buruk.
Ia menjawab, “Paling benarnya adalah pertanda baik. Sedang pertanda buruk tidak dapat menolak seorang muslim. Kalau kalian melihat pertanda (buruk) yang kalian tidak sukai, hendaklah membaca, ‘Allaahumma laa ya’taa bil hasanaati illaa anta, wa laa yadzhabu bis sayyi’aati illaa anta, wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahi’,” (An-Nawawi, Al-Adzkar, [Kairo, Darul Hadits: 2003 M/1424 H], halaman 300).
Dalam hadits tersebut, Rasulullah menegaskan bahwa sebuah pertanda buruk tidak dapat menolak atau membelokkan dari maksud baik seorang muslim.
Perlu diingat bahwa doa adalah cara untuk berkomunikasi dengan Allah, dan dalam Islam, doa adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Ketika kamu menghadapi situasi yang sulit atau melihat pertanda buruk, doa adalah cara untuk mencari bantuan dan ketenangan dari Allah.