Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat stres yang lebih tinggi berkaitan dengan risiko lebih tinggi terhadap kondisi kesehatan kardiometabolik.
Peneliti menyimpulkan bahwa individu yang mengalami stres tinggi sejak remaja hingga dewasa cenderung memiliki kesehatan pembuluh darah yang lebih buruk, total lemak tubuh yang lebih tinggi, penumpukan lemak di sekitar perut yang lebih besar, dan risiko obesitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengalami penurunan stres seiring berjalannya waktu.
Secara umum, tingkat stres yang dirasakan lebih tinggi juga dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terhadap kondisi kesehatan kardiometabolik.
“Misalnya, orang dewasa yang mengalami tingkat stres yang lebih tinggi cenderung memiliki kesehatan pembuluh darah yang lebih buruk serta tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih tinggi,” kata peneliti, dikutip dari Antara, Senin, 22 Januari 2024.
Meskipun demikian, penelitian ini terbatas oleh jumlah peserta yang relatif kecil, yang dapat dianggap sebagai suatu keterbatasan.
Fangqi Guo, penulis studi dari University of Southern California, Los Angeles, Amerika Serikat, menekankan pentingnya memahami dampak stres yang dialami selama masa kanak-kanak sebagai langkah pencegahan, pengurangan, atau pengelolaan faktor risiko kardiometabolik yang lebih tinggi pada orang dewasa.
“Temuan kami menunjukkan bahwa pola stres yang dirasakan dari waktu ke waktu memiliki dampak luas pada berbagai tindakan kardiometabolik termasuk distribusi lemak, kesehatan pembuluh darah, dan obesitas,” ujarnya.