Viky Sianipar, salah satu musisi senior yang hadir, mengapresiasi langkah Posan Tobing dalam melestarikan musik Batak. "Musik Batak memiliki pasar sendiri, dan kami berusaha mengaransemen lagu-lagu folk Batak tanpa mengubah esensinya agar lebih mudah diterima oleh generasi muda," tutur Viky.
Posan menambahkan bahwa persiapan konser ini tidaklah mudah. "Kami harus memilih lagu dan aransemen musik dengan cermat untuk menonjolkan karakter setiap penyanyi. Kami juga mendapatkan izin dari pencipta lagu, dan bahkan pencipta lagu hadir di acara ini," jelas Posan.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya Batak, konser "Anak Ni Raja" 2025 juga menghadirkan gala red carpet. Para penonton yang datang dengan busana adat Batak mendapatkan kesempatan untuk berjalan di karpet merah. "Kami mendengarkan permintaan penonton yang ingin menunjukkan busana adat mereka. Ini menjadi bagian yang sangat spesial dari acara," ungkap Posan.
Putri Indonesia Sumatera Utara turut berpartisipasi dalam kurasi penampilan di red carpet. "Kami sangat bangga bisa menjadi bagian dari acara ini dan mengangkat budaya Batak," kata Putri Indonesia Sumatera Utara.
Konser "Anak Ni Raja" 2025 telah membuktikan bahwa musik Batak masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan upaya melestarikan budaya Batak dapat terus berlanjut dan dikenal lebih luas.