Semua karakter ini berada dalam satu lingkungan kantor yang penuh drama, sindiran, dan dinamika khas Gen Z. Kisah mereka menggambarkan bagaimana tekanan sosial media, hubungan antargenerasi di dunia kerja, dan krisis identitas anak muda masa kini saling berkaitan.
Di balik kisahnya yang nyeleneh, "Tinggal Meninggal" menyuguhkan kritik sosial yang relevan dengan kehidupan sekarang. Gema bukan hanya karakter fiktif; dia adalah representasi banyak orang di dunia nyata yang merasa tidak cukup hanya menjadi diri sendiri. Dalam masyarakat yang sangat visual dan performatif, eksistensi seakan harus diperjuangkan, bahkan lewat kebohongan.
Film ini mengajak penonton untuk merenung: seberapa jauh seseorang akan pergi demi merasa dilihat? Lewat komedi, ironi, dan absurditas yang cerdas, "Tinggal Meninggal" menyampaikan pesan bahwa rasa sepi dan kebutuhan akan validasi adalah kenyataan yang tak bisa diabaikan.
Dengan dukungan rumah produksi Imajinari dan produser kondang seperti Ernest Prakasa serta Dipa Andika, "Tinggal Meninggal" diproyeksikan menjadi salah satu rilisan lokal paling berani tahun ini. Film ini membuktikan bahwa cerita lokal bisa tampil beda, berani, dan tetap menyentuh hati penonton.