_Musisi cilik Australia, Shumo AG, mengejutkan dunia dengan 13 lagu orisinal di usia 12 tahun. Simak perjalanan kariernya yang inspiratif._
Shumo AG, nama panggung dari Alexander Grygoruk, adalah seorang musisi cilik berbakat asal Australia yang sedang mencuri perhatian di kancah musik internasional. Di usianya yang masih 12 tahun, Shumo telah menulis, merekam, dan merilis lebih dari 13 lagu orisinal. Prestasinya tidak hanya berhenti di situ; ia juga telah tampil di berbagai panggung besar dan meraih sejumlah penghargaan internasional.
Lahir di Brisbane pada 11 Juni 2012, Shumo saat ini duduk di kelas 8 di Brisbane Boys’ College (BBC), salah satu sekolah bergengsi di Australia. Bakat musiknya mulai terlihat saat ia berusia tujuh tahun, ketika ia menulis lagu ulang tahun untuk ibunya. Lagu tersebut begitu menyentuh sehingga menarik perhatian seorang beatboxer dan rapper lokal. Dari sini, Shumo mulai belajar beatmaking dan produksi musik digital, yang menjadi titik awal karier musiknya.
Proses kreatif Shumo dimulai dari emosi atau ide yang muncul secara spontan. Ia sering menulis lirik di buku catatan atau ponselnya, lalu bermain gitar atau piano untuk mencari melodi. Setelah itu, ia menyusun struktur lagu, merekam instrumen satu per satu di studio rumahnya, dan memproduksi semua lagu menggunakan perangkat lunak Cubase. Kadang, ia meminta masukan dari mentor sebelum mengirim lagu-lagunya untuk proses mixing dan mastering secara profesional.
Salah satu lagu paling sukses Shumo adalah "Back Home", yang dirilis pada September 2022. Lagu ini sempat trending di Ukraina dengan lebih dari 5 juta stream gabungan hanya dalam tiga minggu pertama. Lagu-lagu lainnya, seperti "Mom" dan "I’m Sorry", telah memenangkan penghargaan nasional dan internasional karena liriknya yang menyentuh dan melodi yang kuat secara emosional.
Shumo tidak hanya jago menulis lagu, tetapi juga seorang multi-instrumentalis. Ia mahir memainkan gitar listrik, gitar akustik, piano, keyboard, cello, dan vokal klasik. Ia telah menyelesaikan ujian performa Grade 8 untuk gitar klasik di usia 10 tahun—pencapaian luar biasa bagi musisi seusianya. Ia juga belajar vokal klasik di bawah bimbingan pelatih dari Opera Queensland, yang membantunya mengembangkan kontrol suara dan ekspresi vokal yang kuat.
Inspirasi musik Shumo datang dari berbagai arah. Dari sisi lirik, ia sangat terinspirasi oleh Eminem—belajar teknik penulisan, pola rima, dan ritme dari lagu-lagu rap. Ia bahkan membaca buku seperti "How to Rap" dan "The Way I Am" untuk memahami struktur dan seni di balik lirik yang kuat. Sementara dalam hal instrumen, ia mengidolakan gitaris legendaris seperti Joe Satriani, Steve Vai, dan Tony MacAlpine. Ia juga memainkan aransemen klasik dalam gaya neo-klasik modern, seperti Caprice No. 5 karya Paganini dan Moonlight Sonata karya Beethoven.
Perjalanan Shumo AG sebagai musisi cilik berbakat dari Australia menunjukkan bahwa usia bukanlah batasan untuk mengejar passion dan meraih prestasi. Dengan kreativitas, dedikasi, dan dukungan yang tepat, Shumo telah menorehkan jejak yang mengesankan di dunia musik. Lagu-lagu orisinilnya yang tersedia di berbagai platform streaming musik telah memperkuat posisinya sebagai salah satu talenta muda paling menjanjikan di industri musik.