_Jourdy Pranata kembali dengan film baru, Jodoh 3 Bujang. Simak 6 fakta menarik tentang perannya dalam film yang mengangkat budaya uang panai dan nikah kembar di Makassar._
Jourdy Pranata, aktor yang populer lewat film "Pengabdi Setan 2: Communion," kini hadir dengan film terbarunya, "Jodoh 3 Bujang." Film ini mengangkat budaya unik dari Makassar, termasuk tradisi uang panai dan nikah kembar. Berikut 6 fakta menarik tentang peran Jourdy dalam film ini:
Dalam "Jodoh 3 Bujang," Jourdy Pranata berperan sebagai Fadly, sulung dari tiga bersaudara. Fadly adalah seorang musisi di Makassar yang mengalami fase tidak masuk akal dalam hidupnya. Ia diminta untuk mencari jodoh dalam kurun waktu tertentu agar bisa menikah kembar bersama dua adiknya, Ahmad (Rey Bong) dan Kifli (Christoffer Nelwan), demi menghemat anggaran.
Dalam wawancara eksklusif dengan Showbiz Liputan6.com, Jourdy mengungkapkan bahwa ia sangat tertarik dengan budaya Makassar, terutama tradisi uang panai dan nikah kembar. "Saya jadi semakin tidak sabar untuk syuting karena sudah tahu daftar pemainnya. Budaya Indonesia ini sangat beraneka ragam, dan saya sangat tertarik untuk belajar lebih banyak tentang budaya Makassar," kata Jourdy.
Jourdy merasa banyak kemiripan antara dirinya dan karakter Fadly. Keduanya adalah anak sulung dengan dua adik, meskipun adik-adik Jourdy adalah perempuan. Selain itu, Jourdy dan Fadly sama-sama melek budaya dan belum memiliki jodoh. "Saya merasa sangat dekat dengan karakter Fadly, terutama dalam hal melek budaya. Di rumah saya, budaya Padang sangat kental, dan saya familiar dengan tradisi uang panai dan nikah kembar," ungkap Jourdy.
Meskipun telah membintangi lebih dari 20 film, Jourdy mengaku masih deg-degan saat syuting hari pertama. Adegan pertama yang ia lakukan adalah di sebuah dermaga di Makassar, bersama Nugie. "Deg-degannya luar biasa. Saya harus menggunakan aksen yang cukup sulit karena ada istilah Makassar yang sudah jarang digunakan. Itu membuat saya berkeringat dingin," kata Jourdy.
Jourdy juga berbagi pengalamannya bekerja dengan sutradara Arfan Sabran, yang sebelumnya menggarap film dokumenter "The Flame (Bara)." "Mas Arfan sederhana dan pintar. Dia berkomunikasi dengan kami secara efektif dan membuat kami merasa nyaman. Kami merasa seperti satu tim yang solid," ungkap Jourdy.
Syuting di luar kota, terutama di luar pulau, selalu memiliki magis tersendiri bagi Jourdy. Ia mengenang berbagai ritual yang dilakukan selama syuting, termasuk memperkuat chemistry antar pemain dan mengeksplorasi kuliner lokal. "Kami sering berkeliling mencicipi kuliner Makassar, seperti Mie Titi, Palubasa, dan Bakso Atiraja. Ini membuat kami semakin dekat satu sama lain," kata Jourdy.
Salah satu adegan yang paling menantang bagi Jourdy adalah saat Fadly bertengkar dengan Ahmad dan Kifli. Ahmad sudah siap menikah, sementara Kifli mendapat tekanan dari berbagai pihak. Fadly, di sisi lain, bahkan belum memiliki pacar. "Konflik antara tiga saudara ini sangat intens. Saya harus benar-benar berusaha keras untuk mengekspresikan emosi Fadly yang bingung dan frustrasi," ungkap Jourdy.
Film "Jodoh 3 Bujang" menjanjikan cerita yang menghibur dan penuh warna, sambil mengangkat budaya unik dari Makassar. Jourdy Pranata dan para pemain lainnya berharap film ini akan disukai oleh penonton di seluruh Indonesia.