Ia pun kemudian bertanya kepada penjaga, siapa sosok tersebut. Dan ternyata ia adalah Freddy Budiman, napi kelas kakap yang telah mengekspor narkoba ke banyak negara dengan jumlah yang sangat besar.
"Saya tanya, itu siapa? Saya tanya sama penjaga penjara, dia Freddy Budiman. Ingat? Almarhum, pengedar narkoba kelas kakap. Bukan Kakak lagi, paus. Kenapa? Yang diedarkannya bukan 1 kilo, 2 kilo, tapi berton-ton," lanjut CEO & Founder Cinta Quran ini.
Namun ketika ia ingin bertemu dengannya, dilarang oleh polisi. Karena pada hari tersebut surat eksekusi dirinya turun. Dan surat itu dibacakan di hadapan Freddy hanya 2 hari menjelang dilakukannya hukuman mati.
Ustaz yang dikenal sebagai sosok lugas dan tegas ini kemudian melanjutkan, apa permintaan Freddy sebelum kematian menjelangnya. Permintaan Freedy tersebut membuat sang ustaz kagum, karena permintaan salah satunya yaitu mengucapkan kalimat tauhid.
"Masya Allah, apa katanya, tolong izinkan saya pada saat sebelum ditembak mati mengucapkan kalimat La Ilaha Illallah Muhammadur Rasulullah. Permintaan kedua, tolong mata yang ditutup kain hitam, dibuka matanya, karena saya ingin melihat dosa-dosa saya," lanjut ustadz.
Namun permintaan membuka penutup mata tidak diizinkan.