"Pernikahan Arwah" atau "The Butterfly House" diproduksi oleh Entelekey Media Indonesia bersama Relate Films. Patricia Gunadi, Direktur Utama Entelekey Media Indonesia, menyambut hangat kehadiran film ini di Netflix. "Kami sangat bangga bisa membawa 'Pernikahan Arwah' ke dua platform penayangan yang berbeda: Netflix dan bioskop internasional. Ini adalah langkah besar untuk memperkenalkan kekuatan cerita dan identitas budaya Indonesia ke audiens global," ujar Patricia.
Selain tayang di Netflix, film ini juga akan diputar di 36 negara, termasuk Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Karibia, serta Asia Tenggara dan Timur.
Morgan Oey, yang berperan sebagai Salim, mengaku bahwa pengalaman syuting bersama Paul Agusta sangat menyenangkan. "Kak Paul sangat efisien. Dia dari awal sudah bilang, enggak ada utang syuting. Langsung sat-set. Malah di awal syuting, kami menarik sejumlah adegan yang seharusnya syuting besok. Itu saking cepat selesai di hari pertama," tutur Morgan.
Film "Pernikahan Arwah" bukan hanya menawarkan kisah horor yang menegangkan, tetapi juga membawa pesan tentang pentingnya menghormati dan memahami tradisi budaya. Dengan tayang di Netflix, film ini diharapkan dapat mencapai lebih banyak penonton dan memberikan pengalaman menonton yang tak terlupakan.