Faizal Hermiansyah mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tersebut, dia dan Ifan Seventeen membahas cara meningkatkan kualitas film yang diproduksi oleh PFN. "Salah satu topik yang kami bahas adalah bagaimana film yang diproduksi nanti oleh PFN bisa lebih berkualitas dan mendiplomasikan Indonesia ke negara-negara lain, terutama dalam kondisi geopolitik yang sedang memanas," ujar Faizal.
Ifan Seventeen menambahkan bahwa budaya, termasuk film, bisa menjadi alat soft diplomacy paling efektif. "Budaya memiliki kekuatan yang sangat besar dalam mempromosikan Indonesia ke dunia internasional," katanya.
Faizal Hermiansyah juga menyoroti contoh sukses dari Puerto Rico, yang hampir bangkrut pada 2017 namun berhasil bangkit berkat industri musik, khususnya lagu "Despacito" yang dinyanyikan oleh Luis Fonsi featuring Daddy Yankee. "Lagu ini tidak hanya populer, tetapi juga membantu Puerto Rico bangkit dari keterpurukan ekonomi," ungkapnya.
"Despacito" telah mencapai lebih dari 8,7 miliar views di YouTube dan mengantarkan para musisi meraih 4 nominasi Grammy Awards, termasuk kategori bergengsi Song of the Year dan Record of the Year. Faizal menekankan bahwa Indonesia harus belajar dari kisah sukses ini dan fokus pada pengembangan industri kreatif.
Indonesia memiliki potensi besar dalam industri kreatif, mulai dari film hingga musik. Film "Jumbo" yang baru-baru ini menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan 10,1 juta penonton menunjukkan bahwa industri film Indonesia sedang menggeliat. "Kita harus fokus pada pengembangan industri kreatif agar tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga produsen," kata Faizal.