• Photo :
        • UAS belajar menyelam di Lombok,
        UAS belajar menyelam di Lombok

      Sahijab – Ustadz Abdul Somad belajar menyelam di Lombok. Beda ustadz dengan orang awam, bagi orang awam belajar menyelam bisa jadi hanya bersenang-senang. Tapi UAS menuangkan pelajaran atau ibroh yang bisa ia dapatkan dari hasil menyelam. 

      Melalui akun instagramnya @ustadzabdulsomad_official, UAS yang juga tengah melakukan perjalanan dakwah ke Lombok itu membagikan aktifitasnya menyelam. UAS juga menyertakan foto-foto saat berada di dalam laut.

      Baca juga: Sosok Pria Idaman Ayana Jihye Moon, Ternyata Tak Harus Kaya

      Tapi yang paling menarik adalah tulisan UAS tentang hikmah yang ia ambil dari belajar menyelam. Seperti apa hikmah yang UAS dapatkan? Simak tulisan di bawah ini. 

      Pelajaran dari Diving (menyelam):

      1. Dulu, waktu masih kecil kami mandi ke sungai. Menyelam dengan memenuhkan botol. Selesai mandi saat petani pulang dari sawah. Saat terduduk lelah di atas perahu telungkup di tepi sungai, datang seorang petani memegang kening saya, setelah ia perhatikan, ia berucap, "Nanti setelah besar, kau akan selalu ke Makkah". Menyelam hari ini seperti terpencet tombol memori mengembalikan kenangan masa lalu.

      2. Benar-benar fokus pada nafas. Tarik perlahan, hembuskan perlahan. Jangan panik. Itu juga yang ditekankan therapis pernapasan pada yoga dan meditasi. Dalam zikir nafas pun seseorang mengisi tarikan dan hembusan nafasnya dengan لا اله الا الله, mengajarkan: kesadaran. Sadar atas semua tindakan. Termasuk sadar saat menarik dan menghembuskan nafas.

      3. Saat panik, tak ada keindahan. Deburan ombak terlihat seperti tsunami. Karang-karang berwarna warni hanya seonggok kerikil di ujung mata.

      4. Menghargai kehidupan. Mereka juga makhluk Allah yang punya kehidupan. Silahkan berkunjung. Tapi jangan ganggu kehidupan mereka, jangan rusak lingkungan mereka.

      5. Mungkin engkau hebat di duniamu. Tapi di alam mereka, kau lebih hina daripada bayi-bayi mereka. Jangankan bergerak lincah, bernafas saja pun kau susah.

      6. Berjalanlah di atas muka bumi. Daratan dan lautannya. Supaya lebih sadar bahwa alam ini tidak berjalan sendiri. Ada yang menciptakannya. Ada yang mengaturnya. Dialah Allah subhanahu wa ta'ala.

      7. Jangan berjalan sendiri.
      Keindahan terasa lebih indah saat dibagi kepada orang lain.
      Kesulitan terasa lebih ringan.
      Ada penunjuk jalan, terserah bahasa apa yang engkau pakai untuk menyebut namanya: instruktur, guru, ustadz, habib, dll.

      Lombok, Nusa Tenggara Barat
      22 Safar 1442 H
      10 Oktober 2020

       

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan