• Photo :
        • Ilustrasi Hollywood,
        Ilustrasi Hollywood

      Menurut Obeidi dan Khan, penonton menginginkan cerita baru, berani dan emosional. Kurangnya representasi komunitas minoritas, termasuk Muslim, secara historis menumpuk keinginan penonton yang menunggu "mereka" ditampilkan ke dunia.

      "Kedengarannya bagus, tapi Netflix dan Hollywood, sebagai pejuang suci keadilan sosial, mungkin hanya akan menulis cerita tentang Muslim yang dianiaya orang kulit putih, Kristen fanatik, atau dicurigai sebagai teroris oleh polisi rasis. Kisah keadilan sosial semacam itu bukanlah hal baru atau berani. Mereka telah digunakan berkali-kali sehingga menjadi basi dan tidak menarik," tulis mereka.

      Secara alami, sayap kanan dipandang Obeidi dan Khan sebagai hambatan untuk narasi Muslim yang lebih baik. Tetapi itu tidak menghentikan munculnya lebih banyak keingintahuan dan keterbukaan oleh industri, seperti yang telah dibuktikan, sambung mereka.

      Artikel itu diakhiri dengan pengingat untuk Hollywood untuk terus mengangkat karya Muslim dan komunitas lain di seluruh industri untuk memastikan bahwa keuntungan yang diperoleh dalam empat tahun terakhir tidak menjadi korban dari rasa puas diri. 

      “Kita tidak dapat memenangkan setiap hati dan pikiran, tetapi dengan cerita yang hangat, menyenangkan, dan otentik, kita dapat memicu keingintahuan di dalam hati yang jika tidak akan tertutup. Pada momen ini dalam sejarah bangsa kita, hal itu mungkin sangat bermanfaat," tulis mereka.

      "Dan semoga sukses bagi mereka yang mencoba. Hanya saja, jangan menjadikannya drama keadilan sosial yang dangkal," sambungnya.

      Sumber: https://www.newsbusters.org/blogs/culture/sergie-daez/2020/11/17/hollywood-reporter-calls-more-muslim-inclusion-hollywood

      Berita Terkait :

      Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.

  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan