“Bila idul fitri adalah lentera, izinkan membuka tabirnya dengan maaf, agar cahayanya menembus jiwa fitrah dari tiap khilaf. Selamat hari raya idul fitri.”
“Mata dapat salah memandang. Telinga dapat salah mendengar. Mulut dapat salah berucap. Hati dapat salah sangka. Di hari yang fitri ini, izinkan kuucapkan mohon maaf lahir dan batin, Taqabbalallahu minna wa minkum.. Minal aidin wal faizin.”
“Bila kata merangkai dusta, bila langkah membekas lara, bila hati penuh prasangka, dan bila ada langkah yang menoreh luka, mohon bukakan pintu maaf. Selamat idul fitri, Mohon maaf lahir dan batin.”
“Perhatian.. perhatian.. ramadhan air dengan nomor 1440 H telah tiba di bandara Idul Fitri. Lepaskan sabuk iri, dengki, benci yang dipakai sebelumnya. Periksa kembali barang bawaan berisi ribuan maaf dan ampunan, jangan ada yang tertinggal. Selamat kembali ke fitri, mohon maaf lahir dan batin.”
“Salah tak bisa dicegah, dendam tak akan menyelesaikan masalah, izinkan aku memohon maaf, agar langkah ke depan menjadi mudah. Selamat idul fitri, mohon maaf lahir dan batin.”
“Yang singkat itu waktu, yang dekat itu kematian, yang besar itu nafsu, yang berat itu amanah, yang sulit itu ikhlas, yang mudah itu berbuat dosa, tetapi yang indah itu jika kita mau dan bisa saling memaafkan. Taqabbalallahu minna wa minkum.. Minal aidin wal faizin.. Mohon maaf lahir dan batin.”
“Apabila ada langkah membekas lara, ada kata merangkai dusta, ada tingkah menoreh luka, mohon maaf lahir batin, selamat hari raya idul fitri.”