• Photo :
        • Ilustrasi bekerja.,
        Ilustrasi bekerja.

      Sahijab – Bekerja dari rumah di tengah pandemi tak selamanya menyenangkan. Sebab, pekerjaan rumah dan kantor susul menyusul tak berkesudahan.

      Hijabers pekerja kantor yang sudah punya anak dan kini masih work from home, pasti merasakan betapa jumpalitannya bekerja dari rumah sambil mengasuh anak. Apalagi jika tak ada asisten rumah tangga. Menghadapi pekerjaan kantor, sambil mengasuh dan menemani anak belajar, juga sambil memastikan rumah rapi, nyaman dan makanan tersedia adalah tantangan luar biasa.

      Di musim pandemi ini, banyak keluarga yang akhirnya tak ada bantuan asisten rumah tangga. Sebagian karena menganggap asisten rumah tangga yang pulang pergi berpotensi menjadi pembawa virus, ada juga yang art pulang dan tak bisa kembali lagi karena terhalang PSBB.

      Tapi bukan berarti hal tersebut tak bisa diseimbangkan. Kuncinya adalah manajemen waktu dan tak menunda pekerjaan. Selesaikan apa pun yang bisa diselesaikan dengan segera, dan belajar untuk cekatan. Tak mudah ya? Betul. Tapi pasti akan jadi sangat membahagiakan ketika banyak urusan yang terlihat ruwet bak benang kusut akhirnya berhasil kita uraikan. 

      Baca juga: Haji Tahun Ini Dibatalkan Pemerintah, Setoran Dapat Diminta Kembali

      Ada beberapa hal yang perlu hijabers perhatikan agar urusan kantor dan urusan rumah bisa teratasi meski tanpa bantuan asisten rumah tangga. Sahijab rangkumkan untuk bekal hijabers beraktifitas di rumah. Berikut hal yang perlu diperhatikan?

      1. Buat prioritas

      Bekerja dari rumah artinya perlu memilah, mana yang prioritas dan mana yang masih bisa dilakukan sambil mengerjakan yang lain. Hijabers bisa saja mengutamakan pekerjaan kantor lebih dulu. Sebelum beralih ke pekerjaan rumah atau sebaliknya.

      2. Atur jadwal dengan ketat, namun tetap fleksibel

      Mengatur jadwal dalam kondisi bekerja di rumah tanpa asisten rumah tangga menjadi sangat penting. Mungkin tak harus dengan mencatatnya, tapi bisa dimulai dengan kebiasaan apa saja yang biasa dilakukan. Misalnya, setelah sholat Subuh lalu berolahraga, merapikan rumah, dan membuat sarapan. Lalu memastikan anak-anak sudah mandi dan sarapan, sebelum akhirnya memulai pekerjaan kantor. Jadwal ini bisa dipatuhi dengan ketat, tapi juga bisa dibuat seluwes mungkin. Kadang kita butuh memprioritaskan satu hal agar hal yang lain juga tetap bisa diselesaikan. 

      3. Libatkan anak dalam urusan rumah

      Jika anak sudah berusia di atas tujuh tahun, anak bisa dilibatkan dalam urusan domestik. Misalnya membantu mencuci piring, menyapu, dan mengepel, juga merapikan kamar sendiri. Kalau anak masih di usia balita, mereka bisa diajak bekerja sama untuk merapikan mainan sendiri. Jika anak sudah lebih dewasa tentu bisa dilibatkan untuk hal yang lebih berat lagi, mencuci pakaian misalnya. Perlu kejelian hijabers untuk mengajak anak terlibat agar mereka bisa mengerjakan dengan riang dan tak merasa terbebani. 

      4. Jangan sungkan minta bantuan suami

      Pasti berat melakukan pekerjaan kantor sekaligus pekerjaan domestik dalam satu waktu. Hijabers tak perlu sungkan untuk mengajak suami terlibat membantu. Mungkin pak suami bisa diberdayakan untuk membantu belanja, atau melakukan pekerjaan rumah lain yang memang bisa ia lakukan. Bisa juga minta bantuan ketika sedang ribet dengan pekerjaan kantor,  pak suami mengajak anak-anak bermain sehingga hijabers bisa lebih konsentrasi menyelesaikan pekerjaan kantor. Pilar rumah tangga adalah suami dan istri, sudah kewajiban satu sama lain saling mendukung agar tetap harmoni.

      Baca juga: Face Shield, Gantikan Masker untuk Cegah Corona

      5. Istirahat jika lelah

      Hijabers tak perlu memaksakan diri ketika bekerja dari rumah. Potensi kelelahan pasti terjadi, karena kita nyaris kehilangan waktu untuk diri sendiri. Jika sudah merasa kelelahan, segera beristirahat. Jika merasa pekerjaan kantor wajib diselesaikan, segera selesaikan dan setelah itu beristirahat. Tak perlu memaksakan diri harus menyelesaikan semua pekerjaan. Memaksakan diri setelah kelelahan malah berpotensi menimbulkan stress.

      6. Berdamai dengan kondisi

      Hijabers juga harus mampu berdamai dengan kondisi. Bagi si perfeksionis, ini akan menjadi tantangan berat.  Sebab, pasti tak mudah untuk bisa menerima keadaan yang tak sesuai dengan yang kita inginkan. Inginnya bisa masak untuk makan seluruh keluarga, tapi tak ada waktu untuk mengolah makanan. Pesan melalui aplikasi ojek online saja, atau beli di warung, atau delivery order. Mungkin tak sesuai keinginan, tapi itu bisa mengurangi rasa tergesa-gesa karena berharap bisa segera menghidangkan makan untuk keluarga.

      7. Lakukan aktifitas yang berbeda

      Terus menerus bekerja dan mengurus rumah tangga bisa membuat hijabers terserang jenuh. Untuk mengakali situasi itu, lakukan aktifitas lain yang berbeda di luar urusan kantor dan pekerjaan rumah. Berkebun, yoga, membuat kue, olahraga, atau membuat kerajinan tangan bisa menjadi pilihan untuk berhenti dan beralih sejenak dari urusan rumah tangga dan kantor. Atau jika sedang tak ingin melakukan sesuatu, juga bisa dilakukan. Kuncinya adalah menjaga pikiran agar tetap terkontrol dan hati tetap tenang.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan