• Photo :
        • Tangkas Berinternet Bagi Anak,
        Tangkas Berinternet Bagi Anak

      Sahijab – Selama ini sering kali kita berpikir stress dan depresi hanya dialami oleh orang dewasa. Dunia anak kerap diidentikkan dengan keceriaan dan kebahagiaan sehingga rasanya tak mungkin anak-anak terkena depresi.

      Depresi pada anak tak beda jauh dengan depresi yang terjadi pada orang dewasa. DIkutip dari healthline.com, anak-anak yang mengalami depresi biasanya merasa sangat sedih dan putus asa. Namun, depresi lebih dari sekadar rasa sedih. Kondisi ini bisa mempengaruhi perilaku dan suasana hatinya. Situasi ini bisa berpengaruh ke kondisi fisiknya, anak bisa merasa sakit perut yang berulang. Gejala lain adalah takut berpisah dengan orang tua mereka, perilakunya juga tak tenang, tampak resah dan gelisah.

      Gejala depresi pada anak

      Healthline.com, mengemukakan beberapa gejala dari depresi pada anak sebagai berikut:
      -kehilangan minat dalam aktivitas yang sebelumnya ia sukai
      -menarik diri dari pergaulan
      -motivasi rendah dan tingkat percaya diri yang rendah
      -perubahan kebiasaan tidur, seperti tidur sangat sedikit atau terlalu banyak
      -perubahan kebiasaan makan, seperti makan berlebihan atau kurang makan
      -melarikan diri
      -memiliki pemikiran atau berbicara tentang bunuh diri
      -berminat akan kematian
      -merasa putus asa
      -kesulitan berkonsentrasi
      masalah baru atau mengalami hubungan sosial memburuk di sekolah, dengan saudara kandung atau teman
      -di kalangan remaja, kerap terjadi pelarian ke minuman keras dan narkoba

      Baca juga: Ingin Kulit Kenyal dan Sehat, Perhatikan Tiga Hal Ini

      Pemicu depresi pada anak

      Depresi adalah penyakit yang kompleks dengan berbagai penyebab biologis, psikologis, dan sosial. Banyak faktor yang berkontribusi dalam depresi termasuk faktor genetik, perubahan dalam kimia otak, kepribadian, dan faktor lingkungan. Beberapa faktor ini bisa memicu terjadinya depresi pada anak, antara lain:

      • riwayat depresi keluarga
      • dilahirkan dari seorang ibu yang berusia di bawah 18 tahun
      • riwayat stres atau trauma, termasuk konflik antara orang tua atau pengasuh anak
      • masalah tidur
      • masalah medis, terutama penyakit kronis, seperti asma, kelebihan berat badan atau obesitas, 
      • gaya berpikir negatif
      • kesadaran diri
      • hubungan yang buruk dengan teman
      • kesulitan sekolah
      • rasa kehilangan yang mendalam, seperti pindah sekolah atau kematian orang yang dicintai
      • berat badan lahir rendah

      Membantu anak mengatasi depresi

      Tidak ada cara untuk memprediksi siapa yang akan atau tidak akan mengalami depresi. Beberapa anak dengan banyak faktor risiko ternyata tidak pernah mengalami depresi, sementara anak yang lain dengan sedikit atau tidak ada faktor risiko yang jelas, ternyata mengalami depresi. 

      Depresi adalah penyakit yang kompleks dan jarang memiliki satu penyebab. Orang yang dicintai tidak dapat menyembuhkan depresi anak, sama seperti mereka tidak dapat menyembuhkan kondisi fisik, misalnya diabetes. Sebaliknya, orang tua harus fokus membangun lingkungan yang mendukung di mana anak dapat pulih.

      Tapi, sebagai orangtua, jangan mudah menyerah menghadapi situasi ini. Ada cara yang bisa dilakukan untuk membuat anak terbebas dari depresi. Beberapa hal yang disarankan oleh healthline.com bisa dicoba sebagai berikut:
      1. Ajak anak tetap aktif dalam proses perawatan mereka, libatkan ia dalam mengambil keputusan sebanyak mungkin. 
      2. Bicarakan pada anak tentang efek samping dari pengobatan mereka. Ajak mereka bekerjasama untuk menemukan perawatan yang efektif.
      3. Dorong anak untuk berbicara tentang perasaan mereka, dengarkan tanpa menghakimi, jangan beritahu anak bagaimana perasaan mereka. 
      4. Ciptakan kehidupan dalam rumah yang stabil dan seaman mungkin. Minimalkan konflik antara orang dewasa dan anggota keluarga lainnya, luangkan waktu untuk membantu anak terlepas dari depresi yang ia alami.
      5. Mendidik anggota keluarga lainnya tentang depresi sehingga mereka dapat menawarkan dukungan dan bantuan.
       

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan