Sahijab – Wanita muslimah dan olahraga kerap dianggap remeh, apalagi jika sudah menjadi seorang ibu.
Wanita kerap meninggalkan karier hingga olahraga, yang biasa dilakukannya. Dan, lebih memilih urusan rumah tangga dan membesarkan anak-anaknya.
Tetapi, olahraga justru sangat penting, terutama bagi ibu-ibu. Jangan sampai lemak-lemak menumpuk, yang bisa menyebabkan obesitas dan beragam penyakit lainnya.
Anda mungkin harus belajar dari Saman Munir, seorang ibu tiga anak dengan tubuh yang atletis.
Dia selalu memposting latihannya di akun Instagram miliknya di @sfm_fitness.
Dan, yang paling penting adalah ia tidak pernah melepaskan hijabnya saat latihan di pusat kebugaran.
Ia juga mengungkapkan, betapa pentingnya bagi seorang muslimah untuk berolahraga. Di mana, sebelumnya tubuhnya penuh dengan timbunan lemak, hingga akhirnya ia mulai peduli dengan kesehatannya.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan Sportnet.ca, ada beberapa poin penting yang bisa memotivasi Anda untuk terus berolahraga.
Berikut Sahijab rangkum, bagaimana Saman Munir berhasil menemukan kepercayaan dirinya.
Saat beranjak dewasa, Saman kerap dianggap rendah oleh orang lain. Ia kerap disebut jelek, apalagi saat itu tubuhnya gemuk. Kepercayaan dirinya hilang, hingga ia menyadari dan tidak peduli dengan semua omongan orang-orang.
"Saya ingin orang-orang melihat perjuangan yang saya lalui, dan menyadari bahwa dengan tidak peduli dengan apa yang mereka katakan, Anda dapat melakukannya," kata Saman.
Islam tidak pernah membatasi bagi seorang muslimah untuk berolahraga. Justru sebaliknya, Islam memberikan pentingnya kesehatan tubuh dan pikiran yang sehat. Salah satu caranya adalah dengan berolahraga dan makan makanan yang halal dan baik.
Saman mengatakan, muslimah justru diharuskan untuk tetap berolahraga. "Wanita telah aktif secara fisik sepanjang sejarah Islam, terutama selama masa Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam," katanya.
Di awal-awal Saman Munir pergi ke pusat kebugaran adalah pengalaman yang buruk. Ia menceritakan, bagaimana orang-orang memandangnya sebelah mata, bahkan banyak mata-mata yang melecehkannya.
"Apa yang kamu lakukan di sini? Lihat dia. Apa yang dia lakukan? Dan, banyak orang lain yang memandangnya sebelah mata," tegasnya.
Namun, ia justru membuktikan kemampuannya, dan membuat semua orang terpana dan berbalik menghargainya. Inilah titik balik Saman mulai rajin pergi ke pusat kebugaran.
Bagi seorang muslim, usia 40 tahun sangat penting, karena ini adalah awal dari kedewasaan berpikir. Apalagi, jika ditambah harus membesarkan tiga anak, tidak mudah bagi seorang ibu memiliki tubuh yang atletis.
Inilah mengapa Saman kerap mengajak muslimah untuk melakukan olahraga apapun jenisnya. Dan, jangan hijab menjadi alasan untuk tidak melakukan aktivitas olahraga yang bisa membuat badan sehat.
"Saya pikir, kita bisa menginspirasi gadis-gadis di seluruh dunia.Saya hanya ingin orang tahu bahwa, terutama para gadis Muslim, bahwa mereka tidak boleh membiarkan jilbab mereka mencegah mereka melakukan apapun tentang olahraga," tambahnya. (asp)