• Photo :
        • Jemaah haji Indonesia ibadah Arbain di Masjid Nabawi,
        Jemaah haji Indonesia ibadah Arbain di Masjid Nabawi

      Jadi, peningkatan komitmen sosial inilah yang menjadi kemabruran ibadah haji seseorang. Setelah pulang dari kota suci, ia menjadi pribadi yang baik, lebih terbuka, dan mementingkan dimensi sosial. Itulah sebabnya mengapa haji mabrur dipandang sebagai jihad yang utama (HR. Bukhari no.1520).

      Kemabruran inilah yang diharapkan ada pada setiap orang yang telah melaksanakan Ibadah Haji. Namun, sebagaimana dalam kisah tersebut di atas, bahwa ada yang memperoleh predikat mabrur meskipun tidak melaksanakan ibadah haji.

      Kisah di atas, merupakan salah satu kisah saja, ada beberapa kisah lain yang ditulis di beberapa kitab yang menggambarkan orang yang mendapatkan predikat Mabrur, meskipun tidak berangkat haji. Tidak menutup kemungkinan, calon jamaah yang gagal berangkat karena pandemi Covid-19 akan mendapatkan kemabruran, kemulyaan yang tidak kalah dengan mereka yang telah melaksanakan Ibadh Haji.
       
      Covid-19 telah membuyarkan impian ribuan orang menunaikan Ibadah Haji tahun ini, banyak di antaranya yang hidup sangat hemat untuk dapatnya menabung dan menunaikan Rukun Islam kelima tersebut, yang diwajibkan bagi yang mampu untuk melaksanakannya.

      Meskipun demikian, tidak ada larangan bagi yang belum benar benar mampu untuk tetap melaksanakan Ibadah Haji. Begitupun dengan yang pernah melaksanakan Ibadah Haji, ada kenikmatan rohani yang biasanya orang yang telah melaksanakan ibadah haji berharap ingin kembali melaksanakannya, meskipun ketika beribadah mereka mengalami cobaan dan ujian, mereka akan mendapatkan kenikmatan spiritual dan keimanan yang semakin tinggi.

      Banyak alasan bagi seseorang berangkat menunaikan rukun Islam kelima tersebut, ada yang benar-benar berangkat karena sudah mampu, ada juga yang berangkat karena dibiayai anaknya atau orang lain, juga yang berangkat haji dengn mengemban tugas Negara sebagai petugas haji.

      Pandemi ini bukan hanya membatalkan pemberangkatan haji tahun ini, namun juga berimbas pada antrean bagi pendaftar haji yang ingin mendapatkan nomor porsi. Animo masyarakat yang ingin berangkat haji dengan dibuktikan dengan semakin lamanya antrean untuk mendapatkan nomor porsi tersebut membuktikan bahwa kesadaran masyarakat untuk melaksanakan salah satu kewajibannya dalam beragama semakin tinggi, begitu juga dengan kewajiban yang berkaitan dengan peningkatan komitmen sosial dari Ibadah haji tersebut.

      Tidak ada jaminan bagi jamaah haji yang mengalami penundaan keberangkatan karena Covid-19, dapat berangkat seluruhnya tahun ini. Hal ini, terkait dengan Istithaah Kesehatan calon jamaah haji yang mungkin akan ada perubahan pada tahun yang akan datang.
       
      Peningkatan komitmen menjadi lebih baik diperlukan bukan hanya kepada orang yang telah melaksanakan Ibadah Haji, namun juga kepada mereka yang telah mendaftar dan menunggu antrean untuk berangkat haji, karena kemabruran bukan hanya didapatkan dari mereka yang telah melaksanakan haji, namun juga bisa didapatkan dari mereka yang benar benar ikhlas mementingkan dimensi sosial bagi sesama tanpa menunggu keberangkatan haji yang belum tentu dapat dilaksanakan karena kondisi.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan