• Photo :
        • Masker motif 3D,
        Masker motif 3D

      Sahijab – Pandemi COVID-19 membuat kita kini akrab dengan pemakaian masker. Sebenarnya, pemakaian masker di Kawasan Asia Timur sebenarnya sudah telah lama digunakan.

      Tulisan Jeff Young di qz.com menyebutkan bahwa tren penggunaan masker di China, Korea dan Jepang dipengaruhi oleh ajaran Taoisme (ajaran yang diprakarsai oleh Laozi dari akhir zaman Chunqiu pada tahun 604-517 SM ). 

      Kepercayaan ini menyebutkan bahwa sistem pengobatan China berpangkal pada pernafasan dan vital bagi kesehatan tubuh manusia. Satu sisi, saat terekspos udara dengan polusi tentu bisa merusak raga seseorang. Dalam Bahasa Tionghoa disebut sebagai “qi” yang artinya atmosfer dan bau. 

      Baca juga: Wapres Minta segera Percepat Sertifikasi Halal Vaksin COVID-19

      Pengikut ajaran Taoisme sangat percaya bahwa saat “qi” habis, maka tubuh akan merasakan sakit dan manusia bisa dengan mudah terkena penyakit. Disinilah pentingnya masker untuk menutupi wajah dan mencegah udara buruk masuk dalam tubuh.

      Belum lagi datangnya musim dingin ekstrim di negara-negara tersebut yang kerap mendera mereka. Udara dingin yang menusuk-nusuk tubuh juga sangat mengganggu pernafasan. Lagi-lagi masker jadi penyelamat. 

      Masyarakat Indonesia baru terbiasa menggunakan masker sejak masa Pandemi COVID-19. Meski demikian inovasi masker berkembang dengan sangat pesat. 

      Saat ini masker yang tersedia di pasaran makin variatif. Cantik dan modelnya beragam. Mulai dari motif yang unik, warna warni, bordir, hingga berbahan brokat lengkap dengan payet dan manik manik yang terkesan mewah. Sekarang, ada juga masker dengan hiasan bunga bunga 3D. 

      Namun saat beraktifitas dan memakai masker cantik, hijabers wajib mengingat tiga hal berikut:

      1. Masker dari bahan kain hanya layak digunakan selama empat jam. Oleh karena itu bawa selalu masker cadangan untuk mengganti masker setiap empat jam sekali. 

      2. Bila saat beraktifitas lupa berbekal masker kain cadangan, masukkan lapisan tissue untuk melapisi masker kainnya. Memang kadang tidak nyaman, namun ini lebih baik daripada terus menerus menggunakan masker yang sama. Terkadang kelembapan masker kain justru malah membuat hidung gatal dan menjadi pencetus alergi untuk beberapa orang. 

      3. Masker medis terbukti melindungi lebih baik. Meskipun warnanya kurang cantik, tetap bisa disiasati. Jadi pakai Masker medis terlebih dulu, setelah itu gunakan masker kain yang matching dengan baju yang hijabers kenakan.  Kalau dilapisi masker medis maka penggunaan masker kain ebih dari 4 jam jadi tak masalah. 

      Meski ada masker untuk meminimalisasi penularan virus Corona, namun ada baiknya saat pandemi masih seperti kondisi saat  ini, lebih baik kita kurangi bepergian. Kalau tidak perlu atau tidak terpaksa, ya sebaiknya dirumah saja. 

      Hal seperti ini juga sudah diingatkan oleh Rasulullah shallahu alaihi wassalam:

      "Tha'un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka, apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari darinya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).
       

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan