• Photo :
        • Ilustrasi berhijrah.,
        Ilustrasi berhijrah.

      Sahijab – Ikhlas adalah salah satu kunci ibadah agar diterima oleh Allah SWT. Hanya Allah SWT dan hati kita yang tahu, apakah ibadah yang kita lakukan adalah ikhlas karena Allah SWT atau ada hal lain. 

      Allah SWT menciptakan makhluknya dengan tujuan utama untuk beribadah padaNya. Apapun aktifitas yang kita lakukan, sebisa mungkin diupayakan bernilai ibadah. Jangan sampai ibadah yang kita lakukan berharap selain dari Allah SWT dan kita terjerumus riya' (ingin pamer atau ingin dilihat oran lain).

      Dalam ayat-ayatNya, Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman  tentang ikhlas. Seperti apa ikhlas menurut Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW? Mungkin penjelasan ayat-ayat dan hadist di bawah ini bisa membantu:

      1. Beribadahlah dengan lurus

       وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ 

      Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allâh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus (al-Bayyinah/98:5)

      Baca juga: Mengingat Kematian akan Melembutkan Hati

      2. Tidak mempersekutukan Allah SWT

      قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا 

      Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, “Bahwa sesungguhnya Rabb kamu itu adalah Rabb Yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabbnya.” (al-Kahfi/18:110)

      3. Menyangka berbuat baik, padahal sia sia

      قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِاْلأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا 

      Katakanlah:”Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya”. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Al Kahfi/18 :103-104)

      4. Allah SWT hanya melihat hati dan amal

      عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ  

      Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.

      5. Mengecek kembali niat ibadah

      Dalam hadits yang terkenal dari Umar bin Khathab Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Imam Bukhâri dan Muslim, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

       إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ, وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى, فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَا, أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا, فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ 

      Sesungguhnya setiap amalan disertai niat. Dan sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau untuk wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia berhijrah kepadanya.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan