• Photo :
        • Tsarid Masakan Kesukaan Rasulullah,
        Tsarid Masakan Kesukaan Rasulullah

      Tsarid adalah bentuk “wazan fa’iil” yang bermakna “maf’uul” dan kadang diungkapkan dengan lafaz “matsruud”. Dalam ungkapan dikatakan, “Aku meremukkan roti dengan serius” yang wazannya sama dengan lafaz ‘qotala’. Makna meremukkan di sini adalah memecah-mecahnya kemudian membasahinya dengan kuah. Isimnya disebut “tsurdah” (Al-Mishbah Al-Munir, juz 1 hlm 81)

      Kadang-kadang daging disertakan dalam penyajian tsarid ini. Bahkan, bisa dikatakan bahwa umumnya tsarid memang dihidangkan dengan disertai daging. Justru, adanya daging ini yang malah membuat tsarid jadi istimewa, karena orang Arab dalam membuat makanan hampir tidak mungkin tidak melibatkan daging.

      Kadang, tsarid juga dicampur sayur-sayuran, seperti yang diceritakan dalam hadis bahwa Rasulullah Shallahu alaihi wassalam menyantap “tsarid” yang dibubuhi “dubba’” (labu).

      Tsarid adalah makanan yang paling istimewa bagi orang Arab, karena komposisi utamanya terdiri dari roti dan daging. Kata Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, roti adalah makanan pokok terbaik, sementara daging adalah lauk terbaik. Jika dua jenis makanan ini bertemu, maka tidak ada makanan lain yang bisa menandinginya.

      Hasyim, kakek buyut Nabi Muhammad Shallahu alaihi wassalam adalah Arab Quraisy, yang dikenal pertama kali membuat tsarid untuk orang-orang Mekah, yang kelaparan di masa paceklik sebagaimana pernah disinggung dalam catatan yang berjudul “I’tifad, Tradisi “Harakiri” Arab Jahiliyyah ”

      Makanan yang berupa tsarid ini muncul dalam sejumlah riwayat hadist.

      Di antaranya, peristiwa di mana Rasulullah Shallahu alaihi wassalam dilayani budaknya, dengan disajikan makanan berupa tsarid yang mengandung labu yang diletakkan di sebuah piring besar (qosh’ah).

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan