• Photo :
        • Marah,
        Marah

      Sahijab – Marah adalah hal yang manusiawi. Sebab marah adalah bagian dari emosi yang ada dalam diri manusia seperti emosi sedih, kesal, bahagia, gembira dan sejenisnya. Marah perlu dikendalikan agar tak merugikan. 

      Marah yang berlebihan dan terluapkan tanpa dibendung berpotensi destruktif. Tak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga bisa merugikan orang lain. Marah yang tak terkendali sering kali menimbulkan penyesalan di belakang hari.

      Islam memahami emosi-emosi ini sebagai hal yang fitrah dan dirasakan setiap manusia. Itu sebabnya Islam juga memberikan solusi untuk mengendalikan marah agar tak berlebihan. Mampu menahan marah ketika mampu meluapkannya akan mendapat ganjaran yang indah dari Allah SWT. Sebagaimana disampaikan Rasulullah dalam hadist berikut:

      Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :  

      مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قادرٌ على أنْ يُنفذهُ دعاهُ اللَّهُ سبحانهُ وتعالى على رءوس الخَلائِقِ يَوْمَ القيامةِ حتَّى يُخيرهُ مِنَ الحورِ العين ما شاءَ 

      “Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR. Abu Daud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani). 

      Baca juga: Tentang Ikhlas

      Lalu apa saja yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW agar kita mampu menjadi manusia yang mampu mengendalikan marah? Simak 4 hal berikut ini:

      1. Segera berwudhu

      Kita dianjurkan segera berwudhu ketika merasakan emosi sedang naik dan ingin meluapkannya.   Urwag As-Sadi Radhiyallahu ‘anhu yang berkata : 

      إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ 

      “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

      2. Membaca ta'awudz

      Membaca ta'awudz atau kalimat mohon perlindungan dari Allah SWT juga sangat dianjurkan.  Suatu hari sahabat sedang duduk bersama Nabi Muhammad SAW kemudian ada dua orang yang sedang saling marah-marah hingga akhirnya memaki dan salah satu orang tersebut telah sangat merah wajahnya dan terlihat jelas urat lehernya. Kemudian Rasulullah SAW pun bersabda:  

      إِني لأعلمُ كَلِمَةً لَوْ قالَهَا لذهبَ عنهُ ما يجدُ، لَوْ قالَ: أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ، ذهب عَنْهُ ما يَجدُ 

      Rasulullah SAW mengetahui ada satu kalimat yang dapat dibaca oleh orang yang marah tersebut kemudian marahnya akan hilang. Kalimat tersebut yaitu kalimat ta’awuddz ” A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, maka marahnya akan segera hilang. (HR. Bukhari dan Muslim)


      3. Mengambil posisi yang lebih rendah

      Rasulullah SAW meminta kita segera mengganti posisi ketika sedang merasakan marah. Ganti posisi tubuh ke posisi yang lebih rendah dari sebelumnya. Jika sedang berdiri segera duduk, jika sedang duduk segera tiduran. 

      Hal tersebut disampaikan Rasulullah SAW melalui hadistnya sebagai berikut: 

      Rasulullah bersabda:

      إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ 

      “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

      4. Berdoa dan memohon ridho Allah SWT

      Berdoa dengan kalimat ini menjadi sangat penting. Sebab dengan mengingat Allah SWT hati akan menjadi tenteram dan marah lebih terkendali. Mintalah ridho Allah ketika sedang marah dalam doa sebagai berikut:

      اَللَّهُمَّ نَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الحَقِّ فِي الرِضَا وَالغَضَبِ 

      Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kalimat haq ketika ridha (sedang) dan marah”.

      Berita Terkait :

Jangan Lewatkan