• Photo :
        • Ilustrasi ancaman setan.,
        Ilustrasi ancaman setan.

      Prof Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, seperti dikutip Sahijab dari Republika.co.id, menjelaskan bahwa kata "duduk" yang diungkapkan iblis dalam ayat tersebut, menunjukkan kesungguhan, sekaligus kesadaran akan kemampuannya. Menurut Quraish, setan memilih duduk dalam ucapannya yang bernada sumpah itu agar merasa senang.

      Ia ingin menggoda dan menjerumuskan manusia setiap saat, tanpa letih atau bosan. Setan selalu awas dan aktif setiap saat. Penyebutan keempat arah iblis datang untuk menggambarkan dia menggunakan segala cara, tempat, dan kesempatan untuk menjerumuskan manusia.

      Untuk melawan godaan iblis atau menghindari godaan setan, Allah SWT melalui Rasulullah SAW mensyariatkan kepada kita untuk membaca surat Al-Fatihah setiap melakukan sholat. Dalam sehari, setidaknya kita membacanya 17 kali.

      Ada satu ayat dalam surat tersebut yang bermakna, agar kita mendapatkan hidayah. "Ihdina as-shirath al-mustaqim." Pertanyaannya ialah, apa yang dimaksud dengan ihdina as-shirath al-mustaqim?

      Secara tekstual, ayat keenam dari QS Al-Fatihah itu berarti, "tunjukkan kami jalan yang lurus". 

      Ustadz Adi Hidayat dalam salah satu kajiannya, membagi ayat ini menjadi dua bagian. Pertama, yakni Ihdhina. Di dalam bahasa Arab, kalimat ini merupakan fi"il "amr yang berfungsi sebagai permohonan. Ihdhina berasal dari kata hidayah. Jamaknya disebut hudan.

      Menurut dia, hidayah tak sebatas mengandung satu makna. "Maknanya bisa satu, dua, tiga atau empat. Kalau semua (hidayah) dikumpulkan, maka menjadi jamak dan disebut dengan hudan," kata dia.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan