Jika membaca surat Al Fatihah dalam sholat, sebaiknya kita berhenti dengan lembut sambil menunggu sapaan dan jawaban Allah SWT dari bacaan ayat demi ayat surat Al Fatihah. Khususnya kepada para imam, sebaiknya memahami hal ini supaya makmun juga ikut merasakan jawaban-jawaban lembut Allah SWT.
Dengan demikian, membaca ayat-ayat surat Al Fatihah secara bersambung dalam sholat terasa tidak etis, karena seolah-olah tidak membutuhkan sapaan dan jawaban Tuhan. Di luar sholat, bisa saja menyambungkan antara satu ayat dengan ayat lainnya.
Suasana batin yang seharusnya muncul pada saat kita membaca surat Al Fatihah, ialah dialog mesra dengan Allah SWT. Ayat demi ayat yang kita baca ditanggapi secara aktif. Dengan menghayati jawaban-jawaban Allah SWT di sela-sela bacaan ayat surat Al Fatihah dapat menambah khusyuk sholat kita.
Lebih terasa hadits Nabi yang membayangkan jika kita sedang sholat, sesungguhnya kita membayangkan Allah SWT seolah-olah di hadapan kita atau Dia sedang menyaksikan kita secara dekat.
Etika lainnya ialah sebelum membaca surat Al Fatihah sebaiknya kita membaca taawuz sebagaimana disarankan Allah SWT dalam ayat:
“Apabila kamu membaca Alquran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. (QS al- Nahl [16]:98). Membaca taawuz dalam sholat tidak mesti harus dikeraskan.