Sahijab – Semua manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing masing. Manusia tidak ada satupun di bumi ini, yang tak luput dari salah dan dosa. Sebab, manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Beda dengan mahluk ciptaan Allah SWT lainnya, terutama yang bernama Malaikat.
Sementara itu, di antara dosa yang dilakukan manusia, ada dosa yang paling besar dan berat di sisi Allah SWT, yaitu mempersekutukan Allah atau berbuat syirik.
Baca juga: Cerita Ulama Bebas dari Dosa karena Selamatkan Kucing
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat 13 yang dijelaskan dalam buku Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir dari Alquran yaitu:
Wa iẓ qala luqmanu libnihi wa huwa ya iẓuhụ ya bunayya la tusyrik billah, innasy-syirka laẓulmun aẓim
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepada: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
Sedangkan menurut Tafsir Al-Mukhtashar Markaz Tafsir Riyadh di bawah pengawasan Syekh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram), yang dikutip Sahijab dari Republika.co.id, menukil dari laman Tafsirweb: “Ingatlah (wahai Rasul) nasihat Luqman kepada putranya saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan sesuatu dengan Allah, karena dengan itu kamu menzhalimi dirimu, sesungguhnya syirik benar-benar perbuatan dosa yang paling besar dan paling buruk.”
Dan, tatkala Rasulullah SAW ditanya tentang dosa yang paling besar, beliau menjawab:
“Kamu menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dia telah menciptakanmu.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Sementara itu, syirik terbagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah syirik akbar atau syirik besar yang bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam. Allah tidak pernah mengampuninya, sebagaimana dalam firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 48 :
Innallaha la yagfiru ay yusyraka bihi wa yagfiru ma dụna ẓalika limay yasya, wa may yusyrik billahi fa qadiftara isman aẓima.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”
Sedangkan berdasarkan tafsir dari Kementerian Agama ,yang tercantum dalam laman resminya, dalam ayat itu berarti Allah sekali-kali tidak akan mengampuni perbuatan syirik yang dilakukan oleh hamba-Nya, kecuali apabila mereka bertobat sebelum mati.
Syirik adalah dosa yang paling besar, karena orang musyrik beriktikad dan mempercayai bahwa Allah mempunyai sekutu dan tandingan yang sama derajatnya. Dalam Alquran disebutkan berulang-ulang dosa syirik ini. Adapun dosa selain syirik, jika dikehendaki, Allah akan mengampuninya.
Hal itu disesuaikan dengan hikmah kebijaksanaan-Nya dan menurut tata cara sunnah-Nya yang berlaku. Misal, yang berdosa itu benar-benar telah tobat dari dosanya dan mengiringi tobat itu dengan amal-amal saleh.
Jenis syirik kedua adalah syirik ashghar atau syirik kecil, yaitu tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam. Syirik kecil terbagi dalam dua macam, pertama nyata.
Nyata baik berkaitan dengan ucapan seperti bersumpah dengan selain nama Allah, ucapan ‘Seandainya bukan karena Allah dan kamu’, atau berkaitan dengan perbuatan seperti memakai gelang dan benang untuk menangkal bahaya. Begitu pula menggantungkan tamimah (azimat) karena takut pada ‘ain (pandangan iri atau karena takjub tanpa menyebut nama Allah), atau tathayyur yaitu merasa sial karena burung, nama-nama, lafaz-lafaz atau tempat tertentu.
Sedangkan jenis syirik kecil yang kedua, adalah tersembunyi adalah syirik dalam hal niat, maksud dan keinginan seperti riya dan sum’ah.