• Photo :
        • Acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Kwitang.,
        Acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Kwitang.

      Sahijab – Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam yang diperingati setiap 12 Rabiul Awal, memiliki makna dan hikmah yang sangat besar bagi umat Islam. Salah satunya, bertujuan mengingatkan jejak dan napak tilas kehidupan, serta perjuangan Nabi Muhamad SAW kepada umatnya.

      Menurut Ketua Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI), Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, hikmah dari peringatan Maulid adalah mengingatkan umat terhadap jejak, napak tilas kehidupan, dan perjuangan dari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman yang membawa kabar gembira (bashiran) dan peringatan (nadhiran) kepada umat manusia,

      “Nabi Muhammad SAW, merupakan manusia teladan (uswah hasanah) yang dihadirkan oleh Allah SWT untuk diteladani sebagai pembawa risalah untuk perbaikan akhlaq manusia,” ujarnya dikutip dari keterangannya.

      Baca juga: Persiapan Menyambut Bulan Rabiul Awal atau Maulid

      Menurutnya, manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki fungsi ganda, baik sebagai individu maupun makhluk sosial. Dalam hal ini, kami sadar bahwa dalam kehidupan diperlukan adanya manusia idola. “Manusia idola seperti Nabi Muhammad SAW dapat dijadikan sebagai contoh teladan dan perilakunya bisa diamalkan dalam kehidupan individu, keluarga, dan masyarakat,” ungkapnya.

      Ajaran Islam sendiri, menyuruh pemeluknya untuk menjadi khaira umah (umat yang terbaik), menjadi umat/ kelompok teladan yang mampu memperbaiki akhlaq bangsa-bangsa di dunia. Namun, saat ini telah terjadi berbagai krisis seperti krisis etika dan moral. Itulah sebab, mengapa umat memerlukan gerakan perbaikan moral melalui masjid dan lembaga-lembaga Islam lainnya.

      Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini juga berpendapat bahwa Islam yang mengandung ajaran rahmatan lil ‘alamin, tidak akan pernah terwujud tanpa adanya kelompok yang terbaik.

      “Mereka wajib memiliki kriteria-kriteria seperti shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah, sehingga umat Islam di mana pun dituntut untuk berjuang,bekerja-keras, dan berpkir cerdas dengan berjihad dan berijtihad. Hal ini penting untuk membangun kesejahteraan bangsa-bangsa di dunia,” tuturnya.

      Anggota DPRD Tanah Datar, Yalpe Majurin, dalam uraiannya ia menyampaikan beberapa hikmah tentang Maulid Nabi SAW; Rasul lahir sebagai rahmat bagi semua, kita sebagai umatnya juga harus menjadi rahmat bagi orang-orang di sekeliling kita, jangan angan seperti binatang. 

      “Untuk apa kita menghina binatang, kalau perangainya kita tauladani. Jangan ikuti Setan, atau langkah-langkah setan. Jangan merasa diri lebih baik. Tidak akan masuk surga mereka yang ada sombong dalam hati walau sebesar biji zarrah. Yang sudah di surga saja keluar karena sombong, apalagi yang belum masuk syurga. Yang berhak mewarisi bumi hanya orang-orang soleh, yang tidak soleh tidak berhak hidup di bumi Allah SWT,” jelasnya. 

      Sementara itu, ada lima syarat untuk Islam sempurna:

      1. Mementingkan Allah dan Rasul-Nya dari selainnya.  

      2. Islam yang kaffah, 

      3. Berilmu, setan takut pada mereka yang berilmu, 

      4. Konsekuen/istiqamah, sehingga menjadi tauladan. Imam Nawawi; orang yang mundur dalam melangkah lebih buruk daripada yang tidak melangkah sama sekali. 

      5. Ibadah harus ada efeknya dalam kehidupan sosial. Jangan ibadah tidak berbekas.

      Baca juga: Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, Kembalinya Semangat Kaum Muslimin​

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan