• Photo :
        • Balita membaca Alquran,
        Balita membaca Alquran

      Sahijab – Masih ingat dengan episode sebelumnya, metode pendidikan yang disebutkan dalam surat Al Jumuah? Semoga kita sudah mentadabburinya.

      Tahapan pendidkan yang disebutkan dalam surat Al Jumuah sering terabaikan. Pendidikan agama yang diajarkan di sekolah-sekolah lebih banyak menonjolkan aspek kognitif, atau pengetahuan. Anak-anak diajari untuk mempelajari segala hal tentang agamanya, tapi jiwanya tak disentuh, untuk merasakan manisnya iman, sehingga keimanannya menjadi kokoh dan tak mudah goyah.

      Baca juga: Sejarah Metode Pendidikan Alquran

      Sahabat nabi, Jundub bin Abdillah berkisah, "kami dahulu bersama nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami masih anak-anak yang mendekati baligh. Kami mempelajari iman sebelum mempelajari Alquran. Lalu, setelah itu kami mempelajari Alquran hingga bertambahlah iman kami pada Alquran. (HR Ibnu Majah) 

      Para sahabat Nabi yang masih belia saat itu, lebih dulu diajari iman. Mereka dibekali diri dengan iman kepada kitab Allah, iman kepada para rasul, iman kepada kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada hari akhir dan semua takdirnya, yang baik maupun yang buruk. Inilah asas akidah yang ditanamkan oleh Rasullloh. 

      Agama tak sebatas sebuah pengetahuan bagi mereka, tetapi menghujam dalam hati mereka, sehingga etika mereka mempelajari Alquran, imannya makin bertambah. Inilah yang sering disebut istilah, "Iman sebelum Quran". 

      Iman sebelum Quran, bukan berarti mengesampingkan belajar Alquran sejak dini, hanya saja belajar Alquran, dengan lebih dulu menanamkan maknanya, yang berkaitan dengan keimanan.

      Banyak anak-anak kita di sekolah Islam, diwajibkan untuk menghafal Alquran, tanpa mereka mengerti makna ayat yang dia hafal. Anak didorong untuk belajar tajwid dan makhorijul huruf, tetapi tak ditanamkan kecintaan terhadap Alquran.

      Usia dini adalah saat terpenting untuk penanaman fondasi akidah, karena saat itu fitrah anak masih bersih. Ibarat memahat di atas kayu, begitulah saat mengajarkan ilmu di usia belia. Susah, tetapi ukirannya tak akan terhapus. 

      Misalnya, ketika anak kita sakit, pernahkah kita sisipkan nilai-nilai tauhid kepadanya. Orang tua biasanya sibuk mencari obat, atau membawanya ke dokter, tetapi melupakan aspek penting mendidik anak manakala ia sakit. Katakanlah, seperti yang diucapkan Ibrahim alaihissalam, seperti diabadikan dalam Alquran, jika aku sakit, maka Allah yang menyembuhkan. 

      Sisipkan pula kisah yang menggugah, misalnya kisah sahabat Nabi, Abu Said al Khudri yang mengobati luka seorang kepala suku, akibat gigitan kalajengking, ia hanya membacakan Alquran surat Alfatihah, dan dengan izin Alloh, sang kepala suku pun sembuh.

      Katakanlah kepada anak kita, bahwa Alquran adalah obat, maka bacakan ayat-ayat suci Alquran kepadanya. Misalnya membaca Alfatihah atau ayat lainnya. Nabi shallallohu alaihi wa sallam, bersabda, ada dua obat untuk kalian, yaitu Alquran dan madu. Saat anak sakit, merupakan momentum yang paling tepat, bagi orangtua untuk memberi sentuhan iman kepada buah hatinya.

      Anak- anak sejak kecil, dibiasakan untuk memohon pertolongan hanya kepada Allah, saat mengalami kesulitan sekecil apa pun. Bahkan, untuk urusan yang seperti sandal hilang, atau mainannya hilang. Anak yang terbiasa mengaitkan hatinya dengan Allah, ia bisa cepat memahami untuk menerima takdir baik dan buruk, yang dialaminya.

      Baca juga: 5 Tanda Jodoh yang Tertulis dalam Alquran​

      Inilah yang disebut tazkiyatunnufus, atau pembersihan jiwa, yang disebut dalam surat Al jJmuah, yaitu menanamkan nilai-nilai tauhid sejak usia dini.

      Sumber: Klik KHAZANAH Islamic Newsletter/Kholis Bakri

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan