• Photo :
        • Berdoa,
        Berdoa

      Sahijab – Musibah bisa terjadi kapan saja. Siap atau tidak siap, ia bisa mendatangi kita kapan saja dan di mana saja. Musibah juga tak mengenal jenis kelamin dan usia. Siapa saja bisa mendapatkannya. 

      Sebagai negara yang berada dalam jalur lempengan gempa dengan gunung berapi aktif yang mencapai puluhan, potensi bencana di Indonesia sangat tinggi. Gunung meletus, gempa, tsunami, angin puting beliung, hingga banjir dan longsor. Di luar itu musibah lain bisa terjadi dalam bentuk kecelakaan transportasi, kebakaran, penipuan, pencurian, perampokan, dan musibah lain yang bisa terjadi kapan saja. Naudzublillahi min dzalik.

      Kita pasti selalu berdoa agar Allah SWT menjauhkan kita dari berbagai bencana yang ada. Namun penting juga bagi kita untuk mengambil sikap ketika menghadapi musibah. Ada tingkatan-tingkatan manusia yang akan muncul ketika ia menghadapi musibah. Dikutip dari buku "Tanya Jawab tentang Qadha dan Qadar" yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin’ berikut empat tingkatan manusia ketika mereka menghadapi musibah: 

      1. Marah

      Marah yang dirasakan ketika mendapat musibah bisa terbagi dalam beberapa hal, mengutuk dalam hati, mencerca dengan lisan, dan mencelakai diri atau orang lain menggunakan anggota tubuh. Manusia yang memilih menghadapi musibah dengan marah bisa diingatkan dengan ayat Al Quran surat Al Hajj ayat 11, yang berbunyi sebagai berikut: 

      "Di antara manusia ada yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ditimpa suatu bencana berbaliklah ia ke belakang. Ia rugi dunia dan akhirat” .

      2. Bersabar

      Sabar adalah level kedua. Sabar memang tak berwujud, sabar juga bukan tujuan. Sabar adalah proses yang dilalui seorang manusia ketika mendapat musibah. Bisa saja musibah yang ia alami adalah musibah yang sangat berat, namun ia memilih bersabar dan menjalaninya dengan ikhtiar dan doa. Bersabar juga perintah Allah SWT kepada umat Islam yang tertimpa musibah atau masalah. Dalam surat Al Anfa ayat 46, Allah SWT berfirman: "Bersabarlah kalian, sesunguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar.”

      3. Ridha

      Ridha adalah tingkatan ketiga. Ini adalah tingkatan di mana seorang Muslim yang tertimpa musibah menerima musibah tersebut. Ia tak merasa bahwa musibah tersebut adalah hal yang berat dalam hidupnya. Sebab ia sudah meyakini semua yang terjadi dalam hidupnya adalah terjadi atas kehendak Allah SWT. Seberat apapun musibah yang ia hadapi, ia ridha. 

      4. Bersyukur

      Bersyukur adalah level tertinggi bagi manusia yang ditimpa musibah. Ia tak menggugat, namun menyadari bahwa musibah yang ia alami bisa menjadi salah satu cara untuk mendapatkan ampunan Allah SWT. Tak hanya itu, ia juga meyakini musibah yang menimpanya bisa meningkatkan kebaikan dan kecintaanNya pada Allah SWT. Pegangannya untuk bersyukur adalah salah satu hadist nabi: 

      “Tidaklah satu musibah menimpa seorang muslim kecuali dengannya Allah mengampuni dosa-dosanya sampai sebuah duripun yang menusuknya.”

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan