• Photo :
        • Sejumlah umat muslim membaca Surat Yasin dan doa bersama saat berziarah ke kuburan massal korban gempa dan gelombang tsunami di Desa Suak Indrapuri, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Rabu, 26 Desember 2018.,
        Sejumlah umat muslim membaca Surat Yasin dan doa bersama saat berziarah ke kuburan massal korban gempa dan gelombang tsunami di Desa Suak Indrapuri, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Rabu, 26 Desember 2018.

      Sahijab – Maut bisa datang kapan saja, maka tidak heran jika ada beberapa hadits tentang kematian yang akan mengingatkan kita. Kematian memang bisa dirasakan siapa saja, baik anak-anak, remaja hingga mereka yang sudah renta tanpa memandang umur.

      Bahkan, tidak peduli seberapa banyak harta yang Anda miliki, atau seberapa miskin kehidupan yang dijalani, kematian akan datang. Maut sendiri merupakan ketetapan Allah azza wa Jalla kepada setiap makhluknya, bahkan para malaikat pun kelak akan dimatikan.

      Bukan hanya di dalam Alquran saja kematian digambarkan dengan jelas, tetapi di dalam hadits pun Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskannya. berikut kumpulan hadits kematian sebagai pengingat kita bahwa nyawa bisa dicabut kapan dan di mana saja.

      Baca Juga: Ketika Para Nabi dan Rasul Rasakan Sakitnya Sakaratul Maut

      Kumpulan Hadits tentang Kematian

      Hadits-hadits ini Sahijab rangkum dari Almanhaj, berikut ulasan lengkapnya.

      Kematian bisa datang dari mana saja

      Manusia tidak akan lepas dari maut, bahkan maut akan selalu membayangi kita kemana pun kita berada. Imam Bukhari meriwayatkan hadits kematian berikut ini:

      عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعًا وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الْوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي الْوَسَطِ وَقَالَ هَذَا الْإِنْسَانُ وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيطٌ بِهِ أَوْ قَدْ أَحَاطَ بِهِ وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا

      Dari Abdullah, dia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam membuat garis segi empat, dan Beliau membuat garis di tengahnya keluar darinya. Beliau membuat garis-garis kecil kepada garis yang ada di tengah ini dari sampingnya yang berada di tengah. Beliau bersabda, "Ini manusia, dan ini ajal yang mengelilinginya, atau telah mengelilinginya. Yang keluar ini adalah angan-angannya. Dan garis-garis kecil ini adalah musibah-musibah. Jika ini luput darinya, ini pasti mengenainya. Jika ini luput darinya, ini pasti mengenainya." (HR Bukhari).

      Oleh sebab itu di dalam hadits di atas mengingatkan kita, bahwa kita akan selalu diliputi oleh kematian. Namun kita tidak tahu jalan mana kematian akan menghampiri kita.

      Umur umat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam

      Nabi memberitahukan jika umur umatnya tidak panjang, oleh sebab itu kita harus selalu mengingat kematian.

      عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ (جة 4236,ت 3550, الصحيحة 757, وهو حديث حسن)

      Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangat sedikit di antara mereka yang melewati itu." (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).

      Mengingat Kematian saat Hidup

      Kumpulan hadits tentang kematian bukan untuk menakuti setiap umat islam, tetapi sebagai pengingat jika kematian bisa menghampiri kita. Oleh sebab itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam selalu mengingatkan umatnya akan kematian. Di antaranya dengan mempersiapkan bekal yang akan dibawa ketika kita meninggal dunia.

      Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

      عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ

      Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. (HR Ibnu Majah, Tirmidzi; Nasai; Ahmad).

      Mengingat kematian agar hidup lebih tenang

      Banyak di antara kita yang terlena dengan kehidupan dunia, bahkan membuat hidup kita seolah-olah diperbudaknya. Oleh sebab itu, mengingat kematian akan membuat kita hidup lebih tenang dan tentram. Syumaith bin 'Ajlan berkata:

      مَنْ جَعَلَ الْمَوْتَ نُصْبَ عَيْنَيْهِ, لَمْ يُبَالِ بِضَيْقِ الدُّنْيَا وَلاَ بِسَعَتِهَا

      Barangsiapa menjadikan maut di hadapan kedua matanya, dia tidak peduli dengan kesempitan dunia atau keluasannya. (Mukhtashar Minhajul Qashidin, hlm. 483, tahqiq Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi).

      Mempersiapkan kematian

      Kematian bisa datang kapan dan di mana saja, maka kita harus mempersiapkannya. Karena setelah kita meninggal dunia, maka tidak akan ada pahala yang bisa kita perbuat. tapi ada pahala yang terus mengalir setelah kita meninggal dunia.

      يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ

      Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap. (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa-i).

      Baca Juga: Rasulullah Khawatir Kepada Umatnya yang Memiliki Sifat Ini

      Mengetahui hadits tentang kematian ini bukan mengharuskan kita takut dan terus beribadah tanpa henti. Tetapi agar kita selalu mengerjakan amalan atau perbuatan yang baik, yang akan selalu menjadi amal saat maut menghampiri kita.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan