Sahijab – Tepat pada hari Rabu tanggal 26 Mei 2021, Indonesia akan mengalami gerhana bulan yang puncaknya di jam 18:18 WIB. Sebagai seorang muslim, kita diharuskan mengerjakan shalat gerhana bulan atau juga disebut sebagai shalat kusuf dan hukumnya sunnah muakkadah.
Tata cara shalat gerhana bulan atau matahari memang berbeda dari shalat pada wajib, dan dilakukan dengan berjamahaan. Niat shalat gerhana juga berbeda, sehingga sebelum melaksanakannya kita harus hafal.
Peristiwa yang memang langka ini kerap dikaitkan dengan beragam mitos, terutama bagi ibu hamil khususnya di Indonesia. Namun, kita harus menghilangkan mitos tersebut dan mulai mengerjakan amalan saat terjadi gerhana bulan salah satunya dengan shalat gerhana bulan.
Shalat gerhana matahari dan bulan telah dituliskan Allah Azza wa Jalla di dalam Alquran, sehingga para ulama menyepakati bahwa hukum mengerjakannya adalah sunnah muakkadah:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya: "Dan dari sebagian tanda-tanda-Nya adalah adanya malam dan siang serta adanya matahari dan bulan. Janganlah kamu sujud kepada matahari atau bulan tetapi sujudlah kepada Allah Yang Menciptakan keduanya." (QS. Fushshilat: 37)
Tidak hanya di dalam Alquran tentang kebesaran matahari dan bulan disebutkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا، فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
Artinya: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu." (HR. Bukhari no. 1043, Muslim no. 915)
Shalat gerhana bulan atau matahari harus dikerjakan secara berjamaah, itulah yang telah disunnahkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan harus dikerjakan di masjid. Dan bisa dikeraskan suaranya atau dikecilkan, namun sesuai sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dikeraskan bacaanya.
Berikut adalah niat sebelum mengerjakan shalat gerhana bulan yang harus kita ketahui.
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
Ushallî sunnatal khusûf rak'ataini imaman/makmuman lillâhi ta'ala
Artinya: "Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT."
Adapun tata cara shalat gerhana bulan memang sedikit berbeda, karena ada dua ruku dan dua sujud dalam setiap rakaatnya.
Rakaat Pertama
Rakaat Kedua
Hampir sama dengan yang dilakukan pada rakaat pertama, dan di akhiri dengan tasyahhud dan salam.
Ketika selesai mengerjakan shalat gerhana bulan, jangan bergegas pergi karena ada khutbah yang disampaikan khatib. Kita juga diharuskan memperbanyak sedekah, istighfar dan memohon ampun kepada Allah Azza wa Jalla dan perbanyak dzikir.
Baca Juga: Niat dan Tata Cara Sholat Gerhana Matahari Cincin
Itulah tata cara shalat gerhana bulan secara berjemaah dan juga niatnya, yang akan kita alami.