• Photo :
        • Ilustrasi membaca Alquran.,
        Ilustrasi membaca Alquran.

      Sahijab – Surat An Naba memiliki arti berita besar, dan terdiri dari 40 ayat dan untuk memahaminya adalah dengan membaca dan melihat tafsirnya. Asal usul turunnya surat An Naba menurut riwayat Ibnu Abbas adalah ketika orang Quraisy di Mekah sering bertanya-tanya tentang berita yang ada di dalamnya.

      Di mana berita tersebut kerap didustakan atau dibenarkan menurut keinginan mereka. Dan surat ini menceritakaan pengingkaran orang-orang musyrik terhadap siksaan Allah Azza wa Jalla, terhadap mereka.

      Berikut Sahijab sajikan surat An Naba baik dalam bahasa Arab dan Latin, serta terjemahannya untuk kita fahami. Namun jangan sampai lupa saat membaca Alquran, untuk mencari guru yang bisa menafsirkan surat ini dengan benar dan baik.

      Baca Juga: Quran Surat Al Insyirah Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan

      Surat An Naba Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan

      بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

      عَمَّ يَتَسَاۤءَلُوْنَۚ

      'amma yatasā`alụn

      Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?

      عَنِ النَّبَاِ الْعَظِيْمِۙ

      'anin-naba`il-'aẓīm

      Tentang berita yang besar (hari kebangkitan),

      الَّذِيْ هُمْ فِيْهِ مُخْتَلِفُوْنَۗ

      allażī hum fīhi mukhtalifụn

      yang dalam hal itu mereka berselisih.

      كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَۙ

      kallā saya'lamụn

      Tidak! Kelak mereka akan mengetahui,

      ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَ

      ṡumma kallā saya'lamụn

      sekali lagi tidak! Kelak mereka akan mengetahui.

      اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًاۙ

      a lam naj'alil-arḍa mihādā

      Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan,

      وَّالْجِبَالَ اَوْتَادًاۖ

      wal-jibāla autādā

      dan gunung-gunung sebagai pasak?

      وَّخَلَقْنٰكُمْ اَزْوَاجًاۙ

      wa khalaqnākum azwājā

      Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan,

      وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ

      wa ja'alnā naumakum subātā

      dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat,

      وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ

      wa ja'alnal-laila libāsā

      dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian,

      وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ

      wa ja'alnan-nahāra ma'āsyā

      dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan,

      وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًاۙ

      wa banainā fauqakum sab'an syidādā

      dan Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kokoh,

      وَّجَعَلْنَا سِرَاجًا وَّهَّاجًاۖ

      wa ja'alnā sirājaw wahhājā

      dan Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari),

      وَّاَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرٰتِ مَاۤءً ثَجَّاجًاۙ

      wa anzalnā minal-mu'ṣirāti mā`an ṡajjājā

      dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya,

      لِّنُخْرِجَ بِهٖ حَبًّا وَّنَبَاتًاۙ

      linukhrija bihī ḥabbaw wa nabātā

      untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman,

      وَّجَنّٰتٍ اَلْفَافًاۗ

      wa jannātin alfāfā

      dan kebun-kebun yang rindang.

      اِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيْقَاتًاۙ

      inna yaumal-faṣli kāna mīqātā

      Sungguh, hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan,

      يَّوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَتَأْتُوْنَ اَفْوَاجًاۙ

      yauma yunfakhu fiṣ-ṣụri fa ta`tụna afwājā

      (yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-bondong,

      وَّفُتِحَتِ السَّمَاۤءُ فَكَانَتْ اَبْوَابًاۙ

      wa futiḥatis-samā`u fa kānat abwābā

      dan langit pun dibukalah, maka terdapatlah beberapa pintu,

      وَّسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًاۗ

      wa suyyiratil-jibālu fa kānat sarābā

      dan gunung-gunung pun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana.

      اِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًاۙ

      inna jahannama kānat mirṣādā

      Sungguh, (neraka) Jahanam itu (sebagai) tempat mengintai (bagi penjaga yang mengawasi isi neraka),

      لِّلطّٰغِيْنَ مَاٰبًاۙ

      liṭ-ṭāgīna ma`ābā

      menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas.

      لّٰبِثِيْنَ فِيْهَآ اَحْقَابًاۚ

      lābiṡīna fīhā aḥqābā

      Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama,

      لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا بَرْدًا وَّلَا شَرَابًاۙ

      lā yażụqụna fīhā bardaw wa lā syarābā

      mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,

      اِلَّا حَمِيْمًا وَّغَسَّاقًاۙ

      illā ḥamīmaw wa gassāqā

      selain air yang mendidih dan nanah,

      جَزَاۤءً وِّفَاقًاۗ

      jazā`aw wifāqā

      sebagai pembalasan yang setimpal.

      اِنَّهُمْ كَانُوْا لَا يَرْجُوْنَ حِسَابًاۙ

      innahum kānụ lā yarjụna ḥisābā

      Sesungguhnya dahulu mereka tidak pernah mengharapkan perhitungan.

      وَّكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا كِذَّابًاۗ

      wa każżabụ bi`āyātinā kiżżābā

      Dan mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami.

      وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ كِتٰبًاۙ

      wa kulla syai`in aḥṣaināhu kitābā

      Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu Kitab (buku catatan amalan manusia).

      فَذُوْقُوْا فَلَنْ نَّزِيْدَكُمْ اِلَّا عَذَابًا

      fa żụqụ fa lan nazīdakum illā 'ażābā

      Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan kepadamu selain azab.

      اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ مَفَازًاۙ

      inna lil-muttaqīna mafāzā

      Sungguh, orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,

      حَدَاۤىِٕقَ وَاَعْنَابًاۙ

      ḥadā`iqa wa a'nābā

      (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,

      وَّكَوَاعِبَ اَتْرَابًاۙ

      wa kawā'iba atrābā

      dan gadis-gadis montok yang sebaya,

      وَّكَأْسًا دِهَاقًاۗ

      wa ka`san dihāqā

      dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).

      لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا كِذَّابًا

      lā yasma'ụna fīhā lagwaw wa lā kiżżābā

      Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun (perkataan) dusta.

      جَزَاۤءً مِّنْ رَّبِّكَ عَطَاۤءً حِسَابًاۙ

      jazā`am mir rabbika 'aṭā`an ḥisābā

      Sebagai balasan dan pemberian yang cukup banyak dari Tuhanmu,

      رَّبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمٰنِ لَا يَمْلِكُوْنَ مِنْهُ خِطَابًاۚ

      rabbis-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumar-raḥmāni lā yamlikụna min-hu khiṭābā

      Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pengasih, mereka tidak mampu berbicara dengan Dia.

      يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ صَفًّاۙ لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَقَالَ صَوَابًا

      yauma yaqụmur-rụḥu wal-malā`ikatu ṣaffal lā yatakallamụna illā man ażina lahur-raḥmānu wa qāla ṣawābā

      Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar.

      ذٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّۚ فَمَنْ شَاۤءَ اتَّخَذَ اِلٰى رَبِّهٖ مَاٰبًا

      żālikal-yaumul-ḥaqq, fa man syā`attakhaża ilā rabbihī ma`ābā

      Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.

      اِنَّآ اَنْذَرْنٰكُمْ عَذَابًا قَرِيْبًا ەۙ يَّوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُوْلُ الْكٰفِرُ يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرَابًا

      innā anżarnākum 'ażābang qarībay yauma yanẓurul-mar`u mā qaddamat yadāhu wa yaqụlul-kāfiru yā laitanī kuntu turābā

      Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (orang kafir) azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, “Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.”

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan